Kesal Dikritik, Ruhut: Ibas Kayak Tukang Parkir, Muncul Petisi Pemecatan di Internal Demokrat | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kesal Dikritik, Ruhut: Ibas Kayak Tukang Parkir, Muncul Petisi Pemecatan di Internal Demokrat

Rabu, 28 September 2016 23:25 WIB

Ruhut Sitompul percaya diri tidak akan dipecat SBY dari Demokrat.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Sikap politik Ruhut Sitompul yang lebih memilih Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat ketimbang Agus Harimurti-Sylviana Murni menuai kritik dari koleganya di . Alasan Ruhut 'ogah' mendukung karena Agus bukan kader partai.

Ketua DPP Didik Mukrianto menyindir Ruhut bahwa Ahok yang selama ini didukungnya juga bukan kader partai mana pun. Didik memprediksi Ruhut akan dipanggil Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Komisi Pengawasan untuk dijatuhi sanksi.

Ruhut meradang dengan serangan Didik. Dia balik menyerang dan mengatakan Didik adalah orang baru di partai berlambang bintang mercy. Sehingga, menurutnya, Didik belum mengetahui seluk beluk partai.

"Didik kan anak kemarin sore di , dia belum tahu apa-apa. Dia kan ngelended sama . Kalau saya kan ngelended sama bapaknya . Bedalah, jauh beda gua sama Didik. Nggak akan diproses, orang nggak apa-apa kok," kata Ruhut.

Sepengetahuannya, Didik selalu berada di balik Ketua Fraksi Edhi Baskoro Yudhoyono. Sedangkan Ruhut mengaku ada di belakang SBY. Sehingga, dia mengklaim Didik tak akan bisa menyainginya di .

Ruhut menegaskan tidak akan menjatuhkan sanksi karena SBY sayang kepadanya. Bahkan dia mengklaim sebagai kader emas partai .

"Enggak, aku buktinya belum dipanggil-panggil. Gimana mau dipanggil orang pak SBY sayang sama aku. Dia kan tahu mana kader emas mana loyang. Saya kan kader emasnya Pak SBY. Dia sayang sama aku, dia tahu mana kader militannya," tegasnya.

Buktinya, kata Ruhut, saat dia mendukung Presiden Joko Widodo di Pilpres 2014, tidak ada teguran dari SBY kepadanya. Tak puas menyerang Didik, Ruhut menyerang kader-kader yang selama ini mengkritik sikapnya. Sebut saja, Sekretaris Majelis Tinggi Amir Syamsuddin, Waketum Syarief Hasan dan Roy Suryo.

"Buktinya dulu aku dukung Pak Jokowi dia hormati. Sedikit pun tidak ada teguran. Yang selama ini galak, sekarang sudah mulai lembut kan? Lihat saja Amir, Syarif, mana ada galaknya sekarang, justru mereka bilang yasudahlah, biarlah Ruhut mau ngomong gitu. Itukan pasti sudah ada tanda-tanda dari Pak SBY," ungkap Ruhut.

Roy Suryo, katanya, hanya banyak bicara tapi minim prestasi. Tudingan itu dibuktikan dengan gagalnya Roy menjadi anggota dewan dalam pemilihan legislatif tahun 2009. Padahal, Roy tercatat sebagai caleg peraih suara terbanyak di dapil Yogyakarta.

"Saya nggak takut sama kader lain. Kadernya paling yang takut lihat aku. Coba lihat, ada nggak kader yang berani berhadapan sama gua? Istimewa Roy Suryo, dia cuma ngomong doang, omdo," tandasnya.

"Sudah gitu nomor urut satu di Yogyakarta, dan tidak terpilih. Itu artinya dia manusia yang tidak punya prestasi," sambung Ruhut.

Syarief Hasan pun tak luput dari serangan Ruhut. Ruhut menyinggung anak Syarief Hasan, Riefan Avrian yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan dan pemasangan videotron di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada 2013. Lembaga yang notabenenya dipimpin oleh Syarief.

"Sudah gitu, Syarief Hasan. Jangan dikasih banyak ngomong di TV. Gimana anaknya korupsi di koperasi di tempat dia sebagai menteri. Masuk penjara sekarang anaknya, dia kok enggak? Anaknya bisa masuk di koperasi, karena dia anak Menteri,"

Kritikan kepada para elite dan sikapnya mendukung Ahok dan Djarot Saiful Hidayat membuat elite meradang.

Ketua Fraksi di DPR Edhie Baskoro Yudhoyono () tegaskan, semua kader partai harusnya taat kepada keputusan partai mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video