Gara-gara Tapioka Vietnam, Harga Ketela Jatuh, Petani Pacitan Terancam Bangkrut
Editor: nur syaifudin
Wartawan: yuyun
Senin, 14 November 2016 10:26 WIB
PACITAN, BANGSAONLINE.com - Para petani ketela di Kabupaten Pacitan, terancam kolaps. Betapa tidak, hasil panenan mereka banyak yang membusuk lantaran tak laku terjual. Menurut Sukatno, salah seorang petani ketela di Pacitan, harga ketela pohon terjun bebas.
Semula, untuk satu kilogram (kg) ketela pohon, petani bisa menjual seharga Rp 1.500. Namun belakangan, harga semakin anjlok. "Semula pabrik tapioka di Desa Klerong, Kecamatan Jati Puro, Kabupaten Karang Anyar, Jateng, biasa menerima ketela Pacitan seharga Rp 1.500/kg. Akan tetapi saat ini hanya dihargai Rp 650/kg," keluhnya, Senin (14/11).
BACA JUGA:
Soal Pemberian Keringanan Kredit, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Serahkan ke Perbankan
Harga Gula Pasir Kemasan Tembus Rp 22 Ribu per Kilogram
Bupati Pacitan Perintahkan Sekda Konsultasi ke Pemprov Soal Kebijakan Ekonomi di Tengah Wabah Covid
Akibat Wabah Corona, Satu Hotel di Pacitan ini Pilih Tutup Sampai 5 April
Selain harga beli pabrik yang semakin jatuh, harga di tingkat pengepul, tentu juga semakin turun. "Saat ini pengepul hanya menerima panenan ketela petani seharga Rp 500/kg," tuturnya pada wartawan.
Lebih lanjut, pria 46 tahun ini mengatakan, jatuhnya harga ketela lebih dipengaruhi adanya kebijakan impor tepung tapioka dari Vietnam. Selain harganya lebih murah ketimbang produkan lokal, dari sisi kualitas juga lebih bagus. "Tepungnya lebih putih, bila dibandingkan tepung tapioka lokalan. Hal tersebut yang menyebabkan pabrik mengurangi produksinya," jelas dia.
Simak berita selengkapnya ...