Banyak Mahasiswa Unirow Ijazahnya Terancam Bodong, Data Tak Masuk Forlap Dikti dan Jumlah SKS Kurang
Rabu, 23 November 2016 18:32 WIB
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Alumni mahasiswa Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban pantas was-was. Pasalnya, ijazah yang mereka terima terancam bodong alias tak sah. Ijazah milik mahasiswa itu dikatakan bodong karena datanya tak terdaftar di Forlap Kemenristekdikti.
Hal ini diungkapkan Prof Suprapto, Koordinator Kopertis Wilayah VII Jawa Timur saat jumpa pers dengan para wartawan seusai menghadiri acara wisuda Unirow Tuban di gedung Graha Sandia Kecamatan Merakurak, Rabu (23/11). Menurut Prof Suprapto, ijazah mahasiswa dapat dikatakan bodong lantaran nama dan NPM mahasiswa yang bersangkutan tidak masuk dalam daftar Forlap Dikti. Hal ini terjadi lantaran Unirow pernah pernah dinonaktifkan statusnya oleh Kemenristekdikti. Penonaktifan status Unirow ini lantaran kampusnya tak memenuhi syarat, di antaranya rasio dosen dan mahasiswa yang tidak seimbang.
BACA JUGA:
BEM Unirow Deklarasi Jaga Reformasi dan Selamatkan Demokrasi Pemilu 2024
Bentuk Karakter Harmonis, Visioner dan Berdaya, 679 Mahasiswa Unirow Tuban Ikuti PKKMB
Tingkatkan Mutu Pendidikan, Unirow Tuban Buka Program Studi PPG
Pertama di Tuban, Unirow Terapkan Smart Classrom
Selain itu, tidak terdaftarnya data mahasiswa di Forlap Dikti juga bisa terjadi karena pihak kampus tidak mendaftarkan mahasiswanya.
Supaya kejadian tersebut tidak terulang, ia mengimbau pihak perguruan tinggi agar segera mendaftarkan mahasiswanya sejak semester 1. Bila perlu satu bulan setelah masuk pada semester pertama sudah harus didaftarkan. Sebab jika tidak dilaporkan, maka status mahasiswa itu termasuk bodong.
Suprapto membeberkan, agar tidak dikatakan bodong atau mendapatkan ijazah bodong, mahasiswa harus mengetahui status awal masuk.
"Jangan sampai mahasiswa yang baru daftar menjadi korban seperti dua tahun yang lalu. Dua tahun lalu banyak ditemukan mahasiswa yang bodong. Itu adalah tanggung jawab pejabat yang dulu. Tetapi, terkait persoalan ini Kopertis tetap harus membantu," tandas Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
Simak berita selengkapnya ...