Tafsir An-Nahl 106: Filosofi Gelar Pedang dan Macan Allah
Rabu, 15 Maret 2017 13:35 WIB
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .
BANGSAONLINE.com - Man kafara biallaahi min ba’di iimaanihi illaa man ukriha waqalbuhu muthma-innun bial-iimaani walaakin man syaraha bialkufri shadran fa’alayhim ghadhabun mina allaahi walahum ‘adzaabun ‘azhiimun (106).
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Nabi Muhammad SAW itu manusia wahyu. Ucapannya penh makna dan tidak pernah salah. Hamzah, sang paman diberi julukan "Asaddullah" (Macan Allah), sedangkan Khalid ibn al-Walid yang masuk islam akhir masa risalah, tahun 8 hijriah diberi julukan "Saifullah" (pedang Allah). Apa makna gelar itu?
Antara macan dengan pedang memang sama-sama mengekspresikan kekuatan dahsyat, sama-sama simbol kesaktian yang mematikan, sekaligus menakutkan. Meski sangat gigih dan ahli dalam perang padang pasir, tapi beda.
Simak berita selengkapnya ...