Ansor-Pemuda Muhammadiyah: Bahaya, Cabut Kewarganegaraan Anggota ISIS
Editor: m mas'ud adnan
Selasa, 05 Agustus 2014 16:58 WIB
Jakarta(bangsaonline)Secara faktual, gagasan Islamic State of Iraq and Syria
(ISIS) atau ideologi yang serupa memang belum terlalu kuat di Indonesia. Namun
demikian, potensi gerakan ini harus tetap diwaspadai karena membahayakan.
Demikian disampaikan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid. Menurut
Nusron, geneologi pemikiran model ISIS ini sudah banyak berkembang di kalangan
anak muda, terutama muslim perkotaan di Indonesia. Akar pemikiran ISIS adalah
cita-cita negara, khilafah atau daulah Islamiyah, serta menjadikan ajaran agama
Islam sebagai sumber hukum formal negara.
"Kalau dilihat dari model pemikiran ini, sudah sangat mengakar dan banyak
di Indonesia, terutama di kalangan 'santri baru'. Yaitu anak muda kota yang
baru belajar agama, tapi baru kulitnya belum substansi-nya. Ini
berbahaya," kata Nusron dalam keterangan beberapa saat lalu (Selasa, 5/8).
Menurut Nusron, salah satu indikiasi gagasan ISIS adalah keinginan memasukkan
syari'at Islam menjadi hukum formal di Indonesia. Sadar atau tidak, suka atau
tidak gagasan ini banyak sekali, sementara pihak yang melawan gagasan ini sering
dituduh liberal. Padahal masalah ini bukan masalah liberal atau Syi'ah, tapi
keluar dari konteks akar ke-Indonesi-an, sebagai sebuah negara-bangsa yang
sudah punya fondasi bersama bernama Pancasila.
"Dikit-dikit tuduhannya liberal kalau menolak gagasan ini. Kelompok ini
suka kasih cap negatif sama orang yang berbeda dengan kelompoknya," ungkap
Nusron.
Karena itu, Nusron mendorong pemerintah dan masyarakat, terutama tokoh agama
dan organisasi keagamaan, untuk secara bersama-sama melakukan gerakan penyadaran
kepada masyarakat.
"Kuncinya kembalikan kepada Pancasila. Sebab kita orang Indonesia. Kalau
kita beragama Islam, kita ini tetap orang Indonesia yang beragama Islam. Bukan
orang Islam yang kebetulan ada di Indonesia. Artinya Ke-Indonesia-an kita tidak
boleh diganggu dengan konsep ke-Islam-an kita," ungkap Nusron, yang juga
anggota Komisi XI DPR.
"Sebaliknya spirit ke-Islam-an kita jadikan utk memperkuat kebangsaan dan
ke-Indonesia-an. Penyadaran ini penting terutama untuk kalangan muda perkotaan.
Biar utuh dan matang pemahaman keagamaan dan kebangsaannya," demikian
Nusron.
sumber : beritaprotes.com/siperubahan