Rini Soewandi Dianggap Tak Bersih, Arbi Anggap Jokowi Lakukan Kesalahan
Kamis, 07 Agustus 2014 17:55 WIB
Jakarta(bangsaonline)Pakar politik, Arbi Sanit, mengkritik penunjukan Rini
Mariani Soemarno Soewandi sebagai Kepala Staf Kantor Transisi bentukan
Jokowi-JK.
"Sebelum ada keputusan Mahkamah Konstitusi soal gugatan hasil Pilpres,
Jokowi sudah membuat kesalahan, kontroversi," tegas Arbi, Kamis (7/8).
Dia tegaskan bahwa sosok Rini berkaitan dengan sifat ketidakjujuran seorang
menteri, ketiadaaan integritas seorang menteri. Beberapa kasus besar dikaitkan
dengan dirinya, misalnya, pembelian pesawat Sukhoi dari Rusia dan kasus BLBI.
"Soal itu sangat berpengaruh, apalagi dihadapkan pada kenyataan bahwa
pemerintah lama kita ini krisis integritas, sekarang dipilihlah orang yang
integritasnya diragukan publik untuk jadi kepala Kantor Transisi,"
sesalnya.
Arbi Sanit memperhatikan, posisi penting Rini itu tak lepas dari bayang-bayang
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang notabene juga punya
catatan negatif saat menjadi presiden dengan Rini Soemarno sebagai salah satu
menterinya.
"Dari dulu kan dia orangnya Megawati. Jadi kesimpulan bahwa ada pengaruh
kuat Mega ini sulit dibantah," tegasnya.
BACA JUGA:
Projo Sampang Kawal Pembangunan 2 Jalan Poros Kabupaten Senilai Rp91 Miliar
Besok, Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah di Banyunwangi
Jokowi Gelar Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Istana, Sejumlah Menteri Saling Tebak Skor
Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024
Sebelumnya diberitakan, komposisi anggota Kantor Transisi ini didominasi
dari unsur PDI Perjuangan terutama Mega. Seperti Rini Soemarno mantan Menteri
Perindustrian era Megawati Soekarnoputri dan menjadi salah satu orang
dekat Megawati. Hasto Kristiyanto, saat ini menjabat Wakil Sekjen DPP
PDI Perjuangan. Sedangkan Andi Wijojanto, akademisi UI ini tak lain
adalah putera petinggi PDI Perjuangan Theo Syafii, yang juga dikenal
orang dekat Megawati.
Selain itu, nama Akbar Faizal, merupakan petinggi Partai NasDem pimpinan
Surya Paloh. Partai ini merupakan partai yang sejak awal mendukung
Jokowi menjadi presiden. Akbar yang mantan wartawan itu sebelumnya
menjadi kader Partai Hanura. Sedangkan Anies Baswedan, Rektor
Universitas Paramadina yang belakangan gencar berpolitik ini disebut
sebagai representasi dari Jusuf Kalla.
Simak berita selengkapnya ...
sumber : merdeka.com