Unik, Jualan Buku Bekas Sampai Dini Hari | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Unik, Jualan Buku Bekas Sampai Dini Hari

Editor: Choirul
Wartawan: A Zulva
Kamis, 11 Januari 2018 12:39 WIB

Ilham di gerai bukunya. foto: A ZULVA/ BANGSAONLINE

Tak jarang, ia harus menjual buku-buku nya kembali secara kiloan, jika sudah tak relevan untuk dijual. “Kita harus tahu perkembangan tentang buku pelajaran, pernah menyetok 100 biji, yang laku hanya 30,” ujarnya.

Hal ini disebabkan lantaran buku pelajaran dari pemerintah sering gonta ganti, sehingga direvisi.

Meski dikenal masyarakat umum sebagi tempat buku bekas, ia memaparkan jika buku-buku koleksinya gak semua buku bekas. Ia mengaku bahwa ia memboyong buku-buku itu dari Jombang dan Kertosono. Ada dua macam terkait klasifikasi buku bekas. Kalau buku bekas ia dapatkan dengan Rp 5 hingga 10 ribu/Kg, jika buku yang masih ada segelnya ia dapatkan Rp 10 hingga 15/Kg. Dalam satu kilo, biasanya berisi 5 buah buku. Sedangkan jika tidak laku akan dijual kembali. “Yang sudah tidak laku, dilebur lagi, dijual kiloan dan ditimbangkan. Per kilo 3 ribu,” jelasnya.

Biasanya hanya satu bulan, para penjual buku kembanjiran pelanggan. Sebulan setelah masuk kuliah. Selain itu, rata-rata orang mencari buku dengan janre sastra. “Mulai tahun 2015 hingga sekarang, banyak yang mencari novel-novel,” ungkap dia.

Menjual buku, menurut penjelasan Efendi penghasilan yang didapat tak menentu. “Kadang sehari Rp 100 ribu, gak dapat sama sekali juga pernah,” ucapnya. Meski begitu, ia juga pernah mendapatkan penghasilan hingga Rp 3 – 7 juta dalam sehari. “Jika ada yang mau borong, kebetulan ada dari Pemkot luar yang ingin mengisi perpustakaan daerah,” ungkap laki-laki asli ini.

Sebelum memutuskan jual buku, semua pekerjaan sudah ia lakukan. Proyek, bengkel, dan cleaning service.Latar belakang sekolah yang hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama ini, berhasrat ingin jualan buku. Is berfikir dengan masa depan anaknya, jika ia hanya lulus SMP, anaknya harus bisa lebih, mungkin dengan melalui buku, akan menumbuhkan minat anaknya untuk mempunyai cita-cita tinggi. “Dengan cara seperti ini, saya ingin mengantarkan anak ke sarjana, itu impian besar saya,” jelas Efendi.

Ia dibantu oleh satu karyawan yang kebetulan juga masih kerabatnya. Meski sekarang banyak pemasaran secara online, tapi ia lebih memilih cara konvensional dengan konsisten membuka toko miliknya. Alasannya, semakin maju teknologi, belum tentu membuat orang seperti saya lebih mudah, justru lebih ribet. Meski begitu, ia juga punya 10 reseller (agen) orang. “Apalagi orang seperti saya, melalui sekolah kehidupan baru tau perkembangan teknologi,” tuturnya. 

Ia berharap, kedepannya, buku-buku yang ia jual mudah-mudahan lebih berkembang, semakin maju dan bermanfaat, terutama bagi desa-desa yang masih membutuhkan.(*)

 

 Tag:   Surabaya

Berita Terkait

Bangsaonline Video