Mengenal Agus Sulton, Kolektor Kitab Kuno Asal Jombang
Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: Rony Suhartomo
Jumat, 08 Juni 2018 10:43 WIB
JOMBANG, BANGSONLINE.com - Seorang dosen di Jombang menjadi kolektor kitab-kitab kuno. Kitab-kitab yang dikumpulkannya berusia puluhan hingga ratusan tahun, bahkan ada yang sampai 300 tahun. Dia adalah Agus Sulton pria berusia 32 tahun, asal Kota Santri.
Kecintaannya terhadap sastra menggiring Agus untuk mengumpulkan kitab-kitab kuno tersebut. Agus memulai perburuannya terhadap manuskrip kuno sejak akhir tahun 2008. Selain di Jombang, lulusan Fakultas Sastra Universitas Airlangga Surabaya ini mencari kitab-kitab kuno di Kediri, Lamongan, dan Nganjuk. Utamanya dulu daerah yang menjadi lokasi pondok pesantren yang telah bubar sebelum tahun 1950.
BACA JUGA:
Pecah Ban, Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto
Pengadilan Negeri Jombang Tolak Gugatan Sengketa Kakak Ipar Senilai Rp5,9 Miliar
Tertipu Ratusan Juta, Puluhan Korban Aplikasi Smart Wallet di Jombang Geruduk Rumah Anggota Dewan
Polsek Peterongan Jombang, Bina dan Ajak Tadarus Remaja yang Terjaring Razia Balap Liar
“Saya dapatkan dari para keturunan pengasuh pesantren. Selain itu dari keturunan mantan tukang macapat. Paling banyak saya dapatkan dari Kediri,” kata Agus kepada wartawan di rumahnya Dusun Payaksantren, Desa Rejoagung, Ngoro, Jombang, Jumat (6/8).
Koleksi puluhan kitab kuno tersebut, kini dia simpan rapi di almari rumahnya. Selama hampir 10 tahun tekun mengumpulkan manuskrip kuno, kini Agus mempunyai 79 kitab kuno. “Isinya mengenai pengobatan, ajaran fiqih, tauhid, cerita-cerita babad, serat Lukoyanti, cerita-cerita nabi, syair Nabi Muhammad, termasuk hukum-hukum adat,” imbuhnya,
Pria yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Hasyim Asy’ari Jombang itu pun menjelaskan, puluhan kitab kuno miliknya tak hanya ditulis menggunakan aksara Jawa. Ada juga manuskrip yang menggunakan aksara Pegon dan Arab.
“Penyalinannya kebanyakan oleh para kiai atau anak buah Pangeran Diponegoro yang kabur ke wilayah Kediri dan sekitarnya. Saat itu sekitar tahun 1840-an,” jelasnya.
Simak berita selengkapnya ...