Berdalih Ritual Kembalikan Keperawanan, Pengasuh Pesantren Cabuli Satriwati Selama Delapan Bulan
Editor: Abdurrahman Ubaidah
Wartawan: Soffan Soffa
Rabu, 03 Oktober 2018 10:54 WIB
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Seorang pengasuh pondok pesantren berinisial S (55) warga Dusun Bulu, Desa Gedangan, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Selasa (2/10) terpaksa dilaporkan orang tua santri lantaran diduga melakukan perbuatan cabul terhadap sejumlah satriwatinya.
Hal tersebut diungkapkan orang tua korban berinisial ST. Menurutnya, hampir setiap bulan perbuatan cabul itu dilakukan pelaku saat putrinya akan liburan dan datang kembali masuk pesantren.
BACA JUGA:
Satreskrim Polres Mojokerto Kota Ungkap Kasus Pencabulan
Jual Teman Wanita untuk Threesome, Pria Asal Nganjuk ini Ditangkap Satreskrim Polres Mojokerto Kota
Marak Kasus Pencabulan, Wali Kota Mojokerto Sidak ke Sejumlah Pondok Pesantren
Kunjungi Pelajar SMP Korban Pelecehan Seksual, Gus Barra: Ini Harus Menjadi Keprihatinan Semua Pihak
"Saat mengetahui cerita putri saya sering diperlakukan seperti itu, saya langsung kaget dan marah. Yang saya dengar dari anak saya, kalau dia setiap satu bulan pasti digituin sama pelaku. Diajak ke ndalem (rumah kiai). Pelaku melakukan hal cabul itu dan berjalan selama delapan bulan," terangnya.
Untuk mengajak korban, kata ST, tersangka berdalih akan mengembalikan kesucian korbannya yang dituduh sudah tidak perawan saat masuk menjadi satriwati.
"Korban dituduh tidak perawan, jadi semacam diintimidasi, sehingga korban kalau tidak mengaku tidak perawan kepada tersangka, diancam akan diadukan ke wali santri," terangnya.
Hingga akhirnya korban terpaksa mengaku tidak perawan di hadapan pelaku. Selanjutnya pelaku mengajak korban menuju kediamannya dengan alasan harus dikembalikan lagi kesuciannya.
"Saat di rumah tersangka, awalnya korban disuruh untuk membuka kerudung. Kemudian buka baju dan disuruh untuk berbaring. Untuk pakaian bagian bawah kata korban dilepas sendiri oleh pelaku," jelasnya.
Simak berita selengkapnya ...