Iuran Beli Sapi Kurban SMAN 3 Mojokerto Dikeluhkan
Editor: nur syaifudin
Wartawan: yudi eko purnomo
Jumat, 03 Oktober 2014 16:52 WIB
Mojokerto-(BangsaOnline)
Praktik penarikan dana dari siswa yang
dilakukan sekolah masih menghantui dunia pendidikan di Kota Mojokerto.
Instruksi Walikota yang secara tegas melarang pungutan dengan dalih apapun tak
diindahkan sepenuhnya oleh pendidik di daerah ini.
Seperti terjadi di SMA Negeri 3, berkedok untuk membeli sapi kurban pihak
sekolah setempat diduga membebani siswanya dengan uang sebesar Rp 15 ribu
perorang. Untuk menghindari sorotan publik, permintaan sumbangan tersebut tidak
disampaikan secara tertulis sebagaimana lazimnya. Tapi diutarakan secara lisan.
"Setiap siswa diminta membayar Rp 15 ribu dan disetorkan kepada guru yang ditunjuk menjadi bendahara kepanitiaan kurban. Penyetoran tidak boleh lebih dari tanggal 4 (Oktober, Red)," ungkap seorang wali murid, Jumat (4/10) kemarin.
BACA JUGA:
Hadapi Momen Lebaran Haji, IHK Kota Kediri Juni 2023 Turun Dibandingkan Bulan Sebelumnya
Hari Pertama Masuk Pascalibur Idul Adha, Gubernur Khofifah Minta ASN Langsung Tancap Gas
3 Minuman ini Ampuh Netralisir Lemak Jahat Usai Santap Daging Kurban
HDCI Surabaya Sembelih Sapi Ahmad Sahroni, Disalurkan ke Tukang Becak dan Ojol
Wali murid yang enggan publikasikan jati dirinya tersebut menyayangan cara
penggalangan dana seperti itu. "Setiap penggalangan dana mestinya dilakukan
lebih beretika melalui surat atau
selebaran dengan permohonan kepada wali murid. Karena cara sembunyi-sembunyi
seperti ini mengajari anak untuk curang," sesalnya. Ia sebetulnya tidak
mempermasalahan besaran sumbangan tersebut. Tapi jika tidak transparan maka
rawan penyimpangan.
Dikonfirmasi soal adanya pungutan siswa ini, Kasek SMA Negeri 3, M. Umar tidak menampik. "Saya lo nggak narik, hanya Rp 15 ribu masak keberatan. Toh yang pegang uang siswa sendiri, sekolah sama sekali tidak terlibat," akunya.
Simak berita selengkapnya ...