Minta Maaf pada Gereja, Takmir Masjid Jami Malang Dapat Simpati | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Minta Maaf pada Gereja, Takmir Masjid Jami Malang Dapat Simpati

Minggu, 12 Oktober 2014 20:27 WIB

Zainuddin A Muhit, Takmir Masjid Jami Kota Malang. Foto: vivanews.com

MALANG(BangsaOnline) Permintaan maaf pimpinan Masjid Agung Jami Kota Malang kepada pimpinan Protestan di Indonesia Bagian Barat Immanuel (GPIB) lantaran kegiatan salat Idul Adha yang digelar masjid itu menyebabkan Kebaktian gereja tertunda, menimbulkan ribuan simpati di media sosial.

Kabar ini mendadak menyeruak. Takmir masjid tersebut menuai banyak simpati. Tak sedikit pula masyarakat yang terharu dengan kerukunan beragama yang beberapa waktu belakangan minim terjadi di Indonesia.

Kala itu, Minggu pagi, 5 Oktober 2014, sekitar pukul 05.30 WIB, sekitar 20 ribu umat Islam berkumpul di sekitar Masjid Agung Jami Kota Malang. Mereka menggelar sajadah di atas lantai masjid, di atas rumput alun-alun, di aspal jalan, bahkan di depan halaman Protestan di Indonesia Bagian Barat Immanuel (GPIB) yang letaknya berjarak tak lebih dari 10 meter di kanan Masjid Jamik. Maklum, masjid yang berdiri sejak tahun 1865 itu hanya mampu menampung tak lebih dari 3.000 jemaah.

Sesuai sidang isbat Kementerian Agama Republik Indonesia, Idul Adha 1435 H ditetapkan jatuh pada hari Minggu. Hari yang sama bagi umat GPIB untuk mengadakan misa di pagi dan sore hari. Di Minggu yang istimewa itu, Ketua Takmir Masjid Agung Zainuddin A. Muhit memulai salat lebih pagi.

“Salat kami mulai lebih pagi karena matahari di Utara sehingga fajar lebih cepat datang,” kata Zainuddin A. Muhit kepada VIVAnews, Sabtu, 11 Oktober 2014.

Sekitar pukul 05.45, takmir berusia 75 tahun ini mulai memberikan sambutan kepada seluruh jemaah, termasuk Wali Kota Malang dan jajaran Muspida di Kota Malang.

Tak lupa dia bersyukur kepada sang Khalik yang mempersatukan mereka di pagi itu. Di depan umat dengan beragam profesi, pensiunan dosen itu juga mengucapkan dirgahayu kepada TNI yang juga berulang tahun pada tanggal yang sama. Pada penjaga keamanan seluruh rakyat Indonesia itu dititipkannya doa dan harapan, semoga NKRI tetap jaya.

“Saya juga berterimakasih dan saya meminta maaf kepada GPIB Emmanuel,” kata Zainuddin.

Ucapan dan maaf yang entah keberapa itu, terselip di antara sejumlah ucapan terima kasihnya pagi itu. Zainuddin secara pribadi merasa harus meminta maaf karena salat Ied pagi itu telah membuat rutinitas misa di berubah. Misa pagi diundur 30 menit hingga pukul 08.30 WIB. Sebuah surat yang diantarkan pihak satu minggu sebelumnya memberitahukan perubahan itu.

“Bukan masalah banyak atau sedikit umat, saya pribadi andaikan merasa terganggu juga harus meminta maaf,” lanjutnya.

Bekerja sama dan hidup berdampingan dengan gereja sudah lama terjadi di lingkungan Masjid Jami. Kerja sama terakhir menurutnya ketika GPIB Immanuel sedang berulang tahun dan memiliki keinginan untuk mempercantik Jalan Merdeka, Jalan yang mengelilingi kawasan alun-alun, wilayah bersejarah bagi Kota Malang, di mana Masjid Agung dan GPIB Immanuel bertetangga di poros Jalan Merdeka Barat, lebih dari dua abad terakhir.

Melalui surat, gereja yang dikenal dengan nama lokal Jago itu meminta bantuan dan partisipasi mengecat trotoar. "Mereka ada materialnya kami bantu tenaga, itu sudah biasa,” katanya.

Tradisi itu menurutnya sudah terjalin lebih dari 25 tahun masa pengabdiannya di Masjid tertua di Kota Malang itu.

Takmir yang memimpin Masjid Agung selama dua tahun terakhir itu merasa tak ada yang salah dengan sikapnya meminta maaf pada agama lain. Menurutnya semua agama adalah benar bagi pemeluknya. Sikap memandang sejajar itu diperoleh bukan dari pengalaman yang singkat. Kebiasaan bertoleransi telah dipelajarinya lebih dari separuh usianya kini.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

Sumber: vivanews.com

 

sumber : vivanews.com

 Tag:   Gereja

Berita Terkait

Bangsaonline Video