Masyarakat Pantura Lamongan Arak Gundukan Ketupat, Terinspirasi Kesaktian Raden Nur Rahmat | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Masyarakat Pantura Lamongan Arak Gundukan Ketupat, Terinspirasi Kesaktian Raden Nur Rahmat

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Nur Qomar Hadi
Kamis, 13 Juni 2019 20:27 WIB

Sejumlah warga saat memikul gundukan ketupat.

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Satu lagi tradisi unik saat hari raya kupatan di Kabupaten Lamongan, adalah memikul dan mengarak gundukan kupat yang disusun menyerupai menara masjid. Tradisi yang baru digaungkan selama 4 tahun belakangan ini, adalah bentuk Raden Nur Rahmat atau yang biasa disapa Sendang Duwur dalam menyebarkan agama Islam di wilayah pesisir pantai utara laut Jawa.

Konon dahulunya, Raden Nur Rahmat diberikan dua buah masjid oleh Mbok Rondo Mantingan. Masjid itu bisa menjadi milik Raden Nur Rahmat asalkan ia bisa memindahkan masjid tersebut dalam hitungan satu hari. "Jadi di titik ini Tanjung kodok ini dahulunya ada dua masjid dan diangkut oleh Raden Nur Rahmat ke atas atau di Sendang Duwur," kata Camat Paciran Fadeli Purwanto, Kamis (13/6)

Alhasil, Raden Nur Rahmat yang mempunyai kelebihan pun bisa memenangkan sayembara tersebut. Masjid-masjid yang diberikan oleh Mbok Rondo Mantingan berhasil ia angkut ke atas. Anehnya, masjid tersebut dibawa naik ke atas oleh beberapa ekor katak. "Konon dahulunya kawanan katak-katak itulah yang membawa masjid itu naik ke gunung atau di sendang duwur, yang berada di atas sana," katanya.

Sebelumnya masyarakat Paciran dan sekitarnya dalam merayakan hari raya kupatan ini secara sendiri-sendiri, dengan mengelar selamatan di rumah mereka masing-masing. Namun karena banyaknya faktor, menyebabkan budaya ini terkikis oleh digitalisasi zaman. Hingga akhirnya muncul sebuah ide, agar budaya ini terus dilestarikan dengan cara dibuat sebuah festival.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

 Tag:   budaya lamongan

Berita Terkait

Bangsaonline Video