Tren Baru di London, Raba Paha Perempuan di Trem
Editor: rosihan c anwar
Minggu, 02 November 2014 11:49 WIB
LONDON (bangsaonline)
Mengalami pelecehan di trem, seorang perempuan London mengumpulkan kisah-kisah seksisme yang dialami banyak perempuan. Tanggapan menggebu dan proyeknya menarik perhatian kalangan pembuat kebijakan.
BACA JUGA:
Pantatnya Diremas Penonton, Biduan di Sragen Lapor Polisi
Pelaku Remas Payudara Siswi SD-SMP di Surabaya Ditangkap Polisi
Ibu Korban Pembunuhan yang Hamil 7 Bulan di Pasuruan Tuntut Keadilan
Marak Kekerasan Seksual di Sampang, Formasa Minta Dewan Ambil Sikap
Laura Bates, akademisi berusia 27 tahun, bekerja paruh waktu di London. Pelecehan seksual yang ia alami, mendorongnya untuk mulai melawan hal itu.
"Waktu itu, dalam perjalanan pulang naik trem saya berbicara di telepon dengan ibu, tiba-tiba seorang lelaki meraba-raba paha saya,” tuturnya kepada DW. "Dengan suara keras saya ucapkan apa yang berlangsung. ‘Ada laki-laki yang meraba saya.' Yang mengejutkan itu, tidak satu orangpun di trem itu yang berusaha membantu. Semua malah buang muka."
Bates mulai bertanya kepada teman-temannya mengenai pengalaman serupa. Ia menjadi lebih kaget lagi, karena nyatanya ia bukan sendirian.
"Setiap perempuan yang saya tanyai punya cerita pribadi. Bukan pengalaman di masa lampau, tetapi yang aktual, baru terjadi hari ini atau kemarin,” urai Bates. "Pelecehan seksual begitu sering terjadi, tetapi didiamkan saja, karena sudah dianggap sebagai hal yang normal.”
Bates berharap orang lain juga mengalami pencerahan seperti dirinya. Iapun berfikir, andaikan semua cerita para perempuan ini dikumpulkan dan bisa dibaca di satu tempat, maka akan terlihat bahwa seksisme itu masalah yang besar.
Berdampak besar
Inilah yang mendorong Bates memulai situs “Everyday Sexism”, seksisme dalam keseharian. Awalnya hanya beberapa perempuan yang menuliskan pengalaman mereka. Namun sebulan kemudian, Bates men-tweet komentarnya dan viral ke ribuan orang. Musim panas 2012, proyeknya diangkat oleh sebuah harian Inggris.
"Setelah itu bagai banjir bandang" ungkap Bates. "Semua surat kabar menulis tentang masalah ini, surat berdatangan dari seluruh dunia. Cerita-cerita menggunung, sekarang yang saya menerima hampir 1,000 kisah setiap harinya."
Simak berita selengkapnya ...
sumber : dw.de