Calon Rais Aam Diusulkan Ahli Fiqh, Sufi, Punya Pesantren Minimal 3000 Santri
Editor: Tim
Wartawan: Tim
Rabu, 07 Agustus 2019 17:29 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Para dzuriah (keturunan) pendiri Nahdlatul Ulama (NU) menggelar temu kiai di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, Rabu (7/8/2019). Para dzuriah itu antara lain Dr. Ir. KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), cucu pendiri NU Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari, KH Agus Sholahul Aam (Gus Aam), cucu KH A Wahab Hasbullah Tambak Beras dan para kiai lain. Tampak juga mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta dan anggota Dewan Kehormatan Forum Rektor Indonesia, Prof. Dr. Rachmat Wahab, KH Suyuthi Toha, dan kiai-kiai lain.
Puluhan kiai yang hadir dari Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan luar Jawa itu memenuhi undangan Gus Sholah untuk membahas bagaimana caranya dalam pemilihan ketua NU terbebas dari uang atau money politics. "Kalau saya usul bagaimana NU itu tidak pakai uang dan tidak terlibat politik praktis," kata Gus Sholah.
BACA JUGA:
Hardiknas 2024, ISNU Jatim Undang Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Ikuti Workshop
Pesan Gus Kikin untuk ISNU Jatim: Hadratusyaich adalah Ulama yang Unggul
Pilwali Probolinggo, Ansor Dukung Kader Terbaik NU
Khofifah Dukung Penuh Komitmen PBNU Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
Dalam acara yang disebut Komite Khitah itu, para kiai membahas berbagai persoalan yang dibagi dalam tiga komisi. Yang menarik dalam komisi organisasi, berkembang usulan tentang syarat dan kriteria calon Rais Aam Syuriah PBNU dalam Muktamar NU yang akan datang.
Ada yang usul calon Rais Aam harus ahli fiqh, sufi, zuhud, wirai, punya wawasan organisasi, dan memiliki pesantren minimal dengan 3000 santri.
"Ini penting agar Rais Aam Syuriah PBNU berwibawa dan bisa menahan hawa nafsu untuk jabatan, karena jabatan Rais Aam itu sakral," kata salah seorang peserta.
Simak berita selengkapnya ...