Menhub Puji Gerak Cepat Gubernur Khofifah, Rapat Pembangunan Transportasi Publik di Bandara
Editor: Tim
Kamis, 23 Januari 2020 14:58 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Setibanya dari kunjungan kerja di Jakarta, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa langsung menemui Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, di VIP Room Terminal 2 Bandara Internasional Juanda.
Pertemuan tersebut membahas berbagai rencana proyek pembangunan transportasi publik di Jatim, khususnya proyek-proyek strategis yang bersentuhan langsung dengan Perpres 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Jatim. Di mana Provinsi Jawa Timur mendapatkan sebanyak 218 Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi mencapai total Rp. 294,4 triliun.
BACA JUGA:
Di Sidang Paripurna Raperda RUED, Pj Gubernur Jatim Sebut Potensi EBT Capai 188.410 MW
Stop Buang Air Besar Sembarangan, Pj Gubernur Jatim Ajak 8 Daerah Teken Komitmen Bersama
Pesan Khofifah saat Tutup Pesantren Ramadan Balita Muslimat NU se-Indonesia
Lagi, Siswa Jatim Terbanyak Nasional Lolos SNBP, Khofifah: On The Right Track
“Pertemuan ini merupakan follow up dari rakor dan roadshow kita dengan Pak Menko Maritim dan Investasi pada kamis lalu. Alhamdulillah kemudian Pak Menhub dengan skuadronnya kesini, kemudian kita melakukan telaah dan pendalaman dari beberapa lampiran Perpres 80 tahun 2019,” kata Gubernur Khofifah dalam rilis Humas Pemprov Jatim yang diterima bangsaonline.com, Kamis (23/1/2020).
Gubernur Khofifah mengatakan, beberapa proyek yang dibahas di antaranya adalah pengembangan dermaga di Probolinggo. Di mana sampai saat ini sudah ada tiga calon investor yang telah memaparkan presentasi yang sangat detail, serta menuangkannya dalam buku untuk pengembangan proyek tersebut. Bahkan, salah satunya sudah melakukan exercise dengan kedalaman 30 meter.
“Kita sudah mendapatkan penjelasan detail plannya, sebetulnya desain dari mereka yang presentasi kepada kami, ini adalah desain pelabuhan terbesar di Indonesia dengan kedalaman tertentu serta kelengkapan pelabuhan yang modern,” katanya.
Selain dermaga Probolinggo, imbuh Khofifah, proyek berikutnya yang dibahas adalah konektivitas transportasi publik yang tersambung antara Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertosusila). Pada awalnya, Khofifah mengusulkan moda transportasi kereta ringan Light Rapid Transit (LRT) atau Mass Rapid Transit MRT) namun Menhub RI memberikan opsi baru yaitu ART (autonomous rapid transit) serta trolley bus.
“Pada saat rakor yang lalu, Pak Menhub menyampaikan autonomous rapid transit (ART), kemudian tadi beliau menyampaikan lagi opsi bus listrik atau trolley bus. Jadi, ada kombinasi antar moda, mana yang elevated, dan tidak. Pada posisi ini, saya rasa tim dari Jerman yang baru meyelesaikan feasibility study (FS), mudah-mudahan bisa memberikan gambaran kepada kami mana yang paling feasible,” katanya.
Setelah didapatkan opsi yang paling feasible alias layak, lanjut gubernur wanita pertama di Jatim ini, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan proposal kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), atau Public Private Partnership (PPP).
Proyek berikutnya, ujar Khofifah, adalah pembangunan konektivitas transportasi dengan moda kereta gantung di titik-titik wisata di Kota Batu. Wanita yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial RI ini mengatakan, studi kelayakan alias feasibility study (FS) terkait moda tersebut telah selesai. Kemudian, masyarakat Kota Batu juga telah mengumpulkan dana Rp. 350 miliar untuk mewujudkan moda tersebut.
“Wali Kota Batu juga sudah siap melakukan ground breaking. Sekarang yang beliau ingin mendapatkan bantuan terkait izin untuk membangun konektivitas ini, apakah dengan moda kereta gantung, atau lainnya. Kemudian, juga mendapatkan support assessment, seperti faktor safety-nya. Supaya uang masyarakat yang sudah terkumpul ini, mereka bisa melihat sesuatu yang nyata di kota Batu,” katanya.
Khofifah menjelaskan, izin dan assessment tersebut sangat penting, sebab pihak Kota Batu telah mendapatkan investor yang siap membangun proyek tersebut. Bahkan, tidak hanya Kota Batu, Wali Kota Malang pun juga telah mengajukan hal serupa. Sebab, Kota Malang juga ingin membangun konektivitas antar tempat wisata dengan moda kereta gantung. Dua kota tersebut benar-benar mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatannya.
Simak berita selengkapnya ...