Tafsir Al-Isra 81: Sikap Bijak Islam Terhadap Rumah Ibadah Agama Lain | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra 81: Sikap Bijak Islam Terhadap Rumah Ibadah Agama Lain

Editor: Redaksi
Senin, 10 Februari 2020 11:55 WIB

Ilustrasi

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

81. Waqul jaa-a alhaqqu wazahaqa albaathilu inna albaathila kaana zahuuqan

Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.

TAFSIR AKTUAL

Tidak sama antara hukum patung sesembahan dan rumah ibadah, seperti gereja, kuil, dan sebangsanya. Patung, memang ada yang dihancurkan seperti pada fath Makkah, dan ada pula yang dibiarkan seperti milik kaum dzimmy ketika hidup damai era Madinah. Untuk rumah ibadah, ada perlakuan sendiri dari Allah SWT, seperti tertera pada surah al-Hajj: 40 sehingga nabi tidak menghancurkan dan tidak pula menyuruh menghancurkan.

Seperti halnya para pendeta, suster, para wanita, orang tua, dan anak-anak, meskipun dalam situasi perang, mereka dilindungi dan tidak boleh dibunuh. Kecuali jika mereka terlibat langsung dalam peperangan atau terselubung seperti menjadi mata-mata atau komandan jarak jauh, termasuk penyandang dana dan provokator.

Para sahabat dan generasi berikutnya mematuhi aturan ini, termasuk Umar ibn al-Khattab yang menolak shalat di dalam gereja saat negeri itu ditaklukkan. Satu bangunan besar, al-masjid al-Umawy Turki yang dibelah dua, sebelah untuk masjid dan sebelah untuk gereja. Bagaimana soal umat Islam yang menjaga gereja? Inilah masalahnya dan penulis mengedepankan pandangan begini:

Pertama, pada dasarnya rumah ibadah itu suci dan mulia, dibangun untuk berinteraksi dengan Tuhan yang diyakini. Terhadap rumah ibadah agama lain, Islam punya sikap bijak. Bahwa bangunan gereja -misalnya- adalah benda mati, ruangan yang bermanfaat dan dimanfaatkan oleh siapa saja sesuai kemauan. Maka al-Qur'an melindungi, jangan dirobohkan.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video