​Karl Von Smith: Seandainya Ada 10 Orang Seperti Hadratussyaikh Dakwah di Eropa | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Karl Von Smith: Seandainya Ada 10 Orang Seperti Hadratussyaikh Dakwah di Eropa

Editor: MA
Senin, 10 Februari 2020 20:29 WIB

Lukisan Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari. Foto: istimewa

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Nama Ir. sangat populer. Terutama saat perang kemerdekaan RI. Ia lahir pada 1902 di Kota Hanover Jerman. Ia bekerja di Kementerian Dalam Negeri Belanda. Pria berkebangsaan Belanda lulusan Universitas Leiden Belanda itu lalu bergabung dengan “Nedam”, perusahaan kontruksi bangunan Belanda yang sangat terkenal.

sempat tinggal di Kota Delf Belanda. Namun pada 1929, perusahannya mengirim ke Indonesia. Di Indonesia ia berpindah-pindah. Dari kota ke kota. Sesuai penugasan perusahaanya. Sampai akhirnya tinggal di Surabaya Jawa Timur.

Nah, di Surabaya ini ia menyaksikan kuli bangunan istirahat kerja. Kuli itu memanfaatkan istirahat untuk berwudlu lalu salat. tertarik. Ia penasaran. Kenapa kuli itu selalu membasuh muka. Juga beberapa bagian tubuhnya. Lalu salat.

Ia bertanya kepada kuli itu. Tapi kuli itu tak bisa menjelaskan. Ia menyarankan bertemu Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari. Ulama besar. Pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Juga pendiri Pesantren Tebuireng Jombang. Jawa Timur.

Pada 1931 bertemu Hadratussyaikh. Sejak itu ia intensif berdialog. Tentang agama. Ia bertanya tentang kepada Hadratussyaikh. Bahkan selama 10 bulan ia berdiskusi dengan Hadratussyaikh.

(Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari saat menerima utusan Jepang. foto: istimewa)  

Uniknya, menurut pengakuan . Hadratussyaikh tak pernah mengutip ayat-ayat Al-Quran atau Hadits. “Beliau (Hadratussyaikh) samasekali tak pernah menyampaikan kepada saya nash-nash Al-Quran atau sabda-sabda Rasulullah SAW atau dari buku-buku kaum muslimin,” kata seperti ditulis Muhammad Asad Syihab dalam bukunya Al-Allamah Muhammad Hasyim Asy’ari Wadli’u Istiqlali Indonesia (Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari Pejuang Kemerdekaan Indonesia). Buku ini diterjemahkan Zainur Ridlo. Diterbitkan Pustaka Tebuireng Jombang.

Kenapa Hadratussyaikh tak mengutip Al-Quran dan Hadits? “Karena beliau (Hadratussyaikh) tahu, bahwa saya ketika itu belum beriman dan tidak percaya kecuali kepada apa yang saya imani, sehingga beliau tidak mengemukakan kepada saya sesuatu yang tidak saya percayai,” kata .

Pengakuan ini menarik. Berarti Hadratussyaikh sangat arif dan mulia akhlaknya. Ia menghargai penganut agama lain. Hadratussyaikh tak mau mengusik keimanan penganut agama lain. Hadratussyaikh menghargai keyakinan yang dianut yang saat itu beragama Kristen.

Lalu bagaimana Hadratussyaikh memahamkan ? jika tak pernah menyitir ayat al-Quran dan Hadits sebelum masuk ? “Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari memahamkan kepada saya tentang dari buku-buku yang pernah saya baca dan dari agama Nasrani yang pernah saya peluk,” kata .

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video