Harga Ayam Jatuh, Disnak Jatim Perkuat Penjualan Daring
Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: Zahratul Maidah
Sabtu, 18 April 2020 14:01 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Menyikapi anjloknya harga ayam potong di tingkat peternak, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus berkoordinasi dengan Kementan dan pihak terkait dalam melakukan terobosan.
Terobosan yang dilakukan Kementan maupun Provinsi Jawa Timur ialah memperkuat penjualan online (daring) bekerja sama dengan operator aplikasi penjualan online seperti tanihub, ataupun bermitra dengan perusahaan transportasi online.
BACA JUGA:
Dampingi Presiden Cek Harga di Pasar, Pj. Gubernur Jatim Pastikan Harga Bapok Terkendali
Mampir ke Pusat Oleh-Oleh Bu Rudy, Khofifah Kagum dan Ajak Masyarkat Beli Produk UMKM Jatim
Pj. Gubernur Jatim Bahas Peluang Kerja Sama dan Ajakan World Trade Conference dari Dubes Peru
Pj Gubernur Adhy Optimis Kerja Sama Bank Jatim dan Banten Saling Menguntungkan
"Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban peternak dari dampak Covid-19. Rendahnya harga ayam pedaging di tingkat peternak, akibat kelebihan pasokan karena menurunnya permintaan pasar yang disebabkan wabah Covid-19 ini," ujar Wemmy Niamawati, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur menyikapi adanya informasi peternak di Madiun yang membagikan ayam hidup ke masyarakat karena anjloknya harga ayam ras broiler sampai Rp.6000/kg, Sabtu (18/4).
Pasokan berlebih ini juga diperberat dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga terjadi gangguan dalam distribusi ke Jabodetabek. Hal sama juga terjadi pada provinsi sentra ayam lainnya, seperti Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah.
Untuk peternak ayam pedaging di wilayah Kabupaten Madiun, sebanyak 18 orang yang tersebar di beberapa kecamatan seperti Wungu, Balerejo, Saradan, Geger, Pilang Kenceng, Dagangan, Mejayan, Gemarang dan Kebonsari.
(Peternak di Blitar terpaksa mengobral ayam broiler karena anjloknya harga daging ayam. foto: BO)
"Harga livebird (ayam pedaging hidup di tingkat peternak atau harga kandang, red) di Kabupaten Madiun berdasarkan pemantauan oleh Petugas Informasi Pasar (PIP) sebesar Rp 10.000/kg berat hidup, sedangkan untuk harga di tingkat konsumen sebesar Rp 23.000/kg," kata dia.
Hal ini menunjukkan bahwa pedagang masih menerima margin keuntungan yang cukup besar. Pihaknya mengimbau di masa pandemi Covid-19 ini, pedagang juga punya empati pada peternak.
"Belilah dengan harga yang layak. Jangan mengambil margin yang berlebihan," tegas dia.
Simak berita selengkapnya ...