Lahan Berkurang, Petani Sekitar Blok Cepu Bojonegoro Terancam Kehilangan Pekerjaan
Editor: Revol
Wartawan: Eky Nur Hadi
Minggu, 11 Januari 2015 18:53 WIB
BOJONEGORO (BangsaOnline) – Kasri dan empat orang temannya yaitu Lasi, Lami, Supatmi,
dan Kasgotri, sibuk menarik dan membentangkan seutas tali di tengah
sawah di Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, siang
itu. Tali itu dipakai untuk mengatur jarak benih padi yang akan ditanam.
Tidak lama kemudian, mereka menanam benih padi atau yang biasa disebut
tandur dengan cara menunduk berjalan pelan mundur ke belakang.
Kasri
dan teman-temannya memakai caping untuk melindungi diri dari panasnya
sengatan matahari. Mereka bekerja cukup cekatan. Dalam waktu tiga jam,
Kasri dan teman-temannya telah menyelesaikan menanam benih padi secara
rapi di lahan sawah seluas seperempat hektare tersebut.
Kasri
dan teman-temannya merupakan buruh tani di Desa Bonorejo yang berada di
daerah ladang minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip Blok Cepu di
Bojonegoro. Mereka bekerja secara kelompok dan menerima pekerjaan
sebagai buruh tani menanam padi atau tandur secara borongan.
Untuk
menanam benih padi saat musim tanam di lahan sawah seluas seperempat
hektare diberikan upah borongan sebesar Rp 200.000. Untuk lahan sawah
satu petak yang ukurannya lebih sempit misalnya biasanya mendapatkan
upah borongan sebesar Rp 150.000. Upah borongan yang diterima itu lalu
dibagi lima orang yang menjadi anggota kelompok buruh tani tandur
tersebut.
"Dalam sehari biasanya menerima dua sampai tiga
borongan tanam benih padi atau tandur. Borongan tandur seperti ini hanya
berlangsung saat musim tanam padi yakni saat musim hujan," tutur Kasri
sambil tangannya dengan lincah mencelupkan batang benih padi di sawah,
Sabtu (10/1/2015).
Kasri dan teman-temannya ini sudah puluhan
tahun menekuni pekerjaan sebagai buruh tani. Selain tanam padi atau
tandur, mereka juga biasanya diminta membersihkan gulma atau rumput pada
saat tanaman padi berumur sebulan hingga dua bulan. Selain itu, saat
masa panen padi mereka juga biasanya membantu menebas batang padi atau
merontokkan bulir padi menggunakan mesin buatan yang disebut dos.
Namun,
kata Kasri, seiring dengan adanya kegiatan industri minyak dan gas bumi
Banyu Urip Blok Cepu dampaknya lahan pertanian banyak berkurang.
Sebelum ada proyek migas Blok Cepu, kata Kasri, ia biasa memborong
menanam benih padi selama sebulan lebih. Selain di Desa Bonorejo, ia
juga diborong oleh para petani di Desa Mojodelik, Brabowan, Beged dan
sekitarnya.
Simak berita selengkapnya ...