Distribusi Pupuk Amburadul, Gapoktandes Sumenep Wadul Dewan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Distribusi Pupuk Amburadul, Gapoktandes Sumenep Wadul Dewan

Editor: Revol
Wartawan: Faisal
Selasa, 13 Januari 2015 17:43 WIB

suasana saat audiensi antara anggota Dewan Sumenep dan Gapoktandes Sumenep. foto: Faisal/BangsaOnline

SUMENEP (BangsaOnline) - Carut marut persolan pendistribusian pupuk bersubsidi di Kabupten Sumenep nampaknya terus menjadi bola liar, bahkan setiap hari terkesan semakin menjadi. Buktinya, setelah salah satu Ketua Kelompok Tani (Poktan) Desa Panagan, Kecamatan Gapura, mendatangi dewan, kali ini giliran sejumlah Gabungan Kelompok Tani tingkat Desa (Gapoktandes) Kecamatan, Batang-Batang, yang wadul dewan dengan isu yang sama.

Pantaun BangsaOnline, sebanyak 14 perwakilan gapoktandes yang datang dari 14 desa sekecamatan batang-bantang mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Sumenep, selasa (13/1). Mereka ditemui langsung oleh Ketua Herman Dali Kusuma, Ketua Komisi B Nurus Salam beserta sejumlah anggota Komisi B serta Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Disperta) Sumenep Bambang Heriyanto, dan juga ditemui oleh Distributor wilayah Kecamtan Batang-Batang dan Kecamatan Dungkek H. Haris.

Menariknya, suasana audiensi kali ini berbeda dengan audiensi yang biasa dilakukan sebelumnya, audiensi kali ini membuat suasana gedung DPRD mencekam. Pasalnya, audiensi kali ini mendapat perhatian serius dari sejumlah petugas kepolisian Polres Sumenep. Bahkan, pengamanan pada saat audiesni berlangsung berlapis tiga, yakni dari Petugas Polres Sumenep, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Selain itu, pasukan Linmas yang dikomandani oleh kepala linmas sumenep Kaprawi juga mengambil alih dalam pengaman audiensi tersebut tersebut.

Bahkan audiensi yang berlangsung sekitar 5 jam di ruangan Komisi B itu, berlangsung alot. Dimana Kepala Disperta dan juga pihak distributor dicerca dengan berbagai pertanyaan hingga membuat mereka kelabakan. Baru persoalan tersebut bisa diselesaikan setelah anggota Komisi B Nurus Salam mengambil alih pembicaraan.

Perwakilan Gapoktandes Kecamatan Batang-Bantang Sutrisno menjelaskan, kedatangan mereka untuk menyampaikan aspirasinya terkait kelangkaan pupuk besubsidi. Sebab, akibat kurangnya kuota pupuk tersebut menjadikan puluhan hektar tanaman jagung gagal panen.

”Akibat kelangkaan pupuk, semua tanaman jagung di Kecamatan Batang-Batang dipastikan gagal panen. Makanya kami mendatangi datang kesini untuk minta petunjuk. Karena kalau kalau keadaan pupuk tetap langka, maka konisi serupa juga akan terjadi pada tanaman padi nantinya,” katanya

selain mereka mengadukan kelangkaan pupuk, yang diduga kuat karena akibat pendistribusian dari distibutor tidak lancar, mereka juga mengadukan terkait maraknya pengusaha yang menjual pupuk bersubsidi diatas HET (Harga Eceran Tertinggi).

Harga pupuk bersubsidi yang telah ditetapkan oleh pemerintah yakni Rp 90 ribu per zak ukuran 50 Kg jenis Urea. Namun, karena di Kecamtan Batang-Batang sering terjadi kelangkaan, maka harga pupuk bersubsidi ditingkat pengusaha mencapai Rp 200 ribu per zaknya.

”Ini yang kami tidak mengerti, bagiamna bisa dalam keadaan langka, namun di sejumlah pertokoan masih ada. Padahal di kios sendiri tidak ada,” terangnya

Ditanya soal pendistribusian ke Poktan, pihaknya mengatakan jika selama pendistribusian yang dilakukan oleh Kios dinilai tidak profesional. Sebab, setiap kali melakukan pendistribusian sering lamban dan tidak sesuai dengan kebutuhan petani.

”Terkadang kami hanya diberi jatah sebanyak 6 ton untuk empat desa. Sementara kebutuhan petani untuk semua Kecamatan Batang-Batang mencapi ratusan ton. Jadi mau digimankan lagi soal itu,” terangnya

Oleh sebab itu, pihaknya selaku petani meminta agar anggota DPRD selaku wakil rakyat, Disperta selaku Dinas yang membidangi, dan Distributor selaku yang menjadi penangungjawab, agar benar-benar serius dalam menangai pupuk ini.

”Kalau itu tidak ditangani secara serius, maka kita bisa dipastiakn setiap tahun akan selalu kekurangan pangan. Karena petani terus mengalami gagal panen,” harapnya.

Ketua Komisi B Nurus Salam mengatakan, jika dirinya selaku wakil rakyat telah menyikapi kemungkinan terjadinya kelangkaan pupuk sejak bulan November 2014 lalu dengan cara mengkroscek ketersediaan pupuk dan kesiapan pendistribusian di berbagai distributor.

”Kami sudah antisipasi sebelum musim tanam tiaba. Sehingga, dimasa musim tanam tiba tidak terjadi kelangkaan,” katanya.

Terkait soal banyaknya pupuk yang dijual di berbagai pertokoan yang tidak mempunyai izin, pihaknya mengaku telah mengintruksikan terhadap dinas terkait untuk ditindak lanjut.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

 Tag:   DPRD Sumenep

Berita Terkait

Bangsaonline Video