Pemkot Surabaya Serius Kawal Validasi Data Konfirmasi Covid-19
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Yudi Arianto
Jumat, 19 Juni 2020 23:40 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemkot Surabaya selalu serius mengawal validasi data terkonfirmasi Covid-19 di Kota Pahlawan. Makanya, sejak awal pula dipastikan tracing yang dilakukan Pemkot Surabaya selalu masif demi melacak pasien terkonfirmasi tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Surabaya Rince Pangalila mengatakan, hampir setiap hari selalu ada data yang tidak sinkron yang diterima pemkot.
BACA JUGA:
Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat
Eri Cahyadi Terbitkan SE Larangan Judi Online di Lingkungan Pemkot Surabaya
Sebab, setelah di-tracing sesuai domisilinya, ternyata banyak yang tidak ditemukan. Nah, data yang tidak ditemukan itu akhirnya dikembalikan lagi ke Pemprov Jatim untuk diverifikasi dengan kabupaten atau kota lainnya di Jawa Timur.
“Hampir setiap hari selalu ada yang seperti itu. Jadi, data yang dikembalikan ke provinsi itu merupakan sisa data yang berhasil di-tracing atau data yang tidak ditemukan di Surabaya,” kata Rince di Balai Kota Surabaya, Jumat (19/6).
Rince juga menjelaskan alur data rekap positif Covid-19 itu dimulai dari Laboratorium yang dikirimkan ke Balitbang dan Dinkes Provinsi Jatim. Selanjutnya, disebarkan ke Dinkes kabupaten/kota, dan dilanjutkan ke puskesmas-puskesmas untuk melakukan tracing sesuai wilayah masing-masing.
“Hasil tracing dari teman-teman Puskesmas itu dimasukkan ke aplikasi kita (Dinkes Surabaya) dan ternyata banyak yang tidak ditemukan, ada yang sudah pindah domisili, ada yang tidak sesuai dengan KTP dan sebagainya, sehingga pasti ada sisa data yang belum final, dan inilah yang dikirim lagi ke pemprov,” tegasnya.
Ia mencontohkan, pada tanggal 14 Juni 2020, data yang diterima sebanyak 180 kasus konfirmasi. Namun setelah dicek di lapangan hanya ada 80 orang. Kemudian, pada tanggal 15 Juni 2020, data konfirmasi yang diterima 280 orang, dan setelah dicek hanya 100. Lalu pada tanggal 16 Juni 2020, pihaknya menerima data 149 kasus terkonfirmasi warga Surabaya dan setelah dicek ternyata hanya ada 64 orang.
Di samping itu, ada pula data luar daerah Surabaya yang masuk dalam data Surabaya. Kadang ada warga KTP luar Surabaya tapi menulis alamat domisili di Surabaya.
"Karena memang kerja dan indekos di Surabaya. Kalau seperti itu sudah pasti enak. Tim tracing tinggal mencari kontak eratnya. Meskipun warga luar Surabaya tetap dicatatkan di data positif Surabaya, karena sesuai epidemiologisnya," katanya.
Simak berita selengkapnya ...