Tafsir Al-Hijr 36-38: Iblis, Makhluk Pertama yang Bilang 'Aku Ra Popo' | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Hijr 36-38: Iblis, Makhluk Pertama yang Bilang 'Aku Ra Popo'

Editor: Revol
Selasa, 20 Januari 2015 22:29 WIB

Kedua, alasan Iblis pakai pola berpikir analogik dan elitis. Hanya berdasar tercipta dari api Iblis merasa lebih mulia ketimbang Adam. Ini bahaya bagi anak-anak yang lahir dari keturunan bangsawan, ningkrat, kiai, pejabat dan sebagainya. Belum punya prestasi apa-apa sudah merasa lebih tinggi ketimbang yang lain. Saat jiwa merasa begini ini, sejatinya dia sedang menjadi anak-anak Iblis, meski wujudnya anak kiai. Bila berprestasi dan merasa lebih unggul, maka wajar dan biasa. Bila anak kiai berprestasi tapi tetap tawadhu' dan bershaja, maka itu istimewa dan luar biasa.

Ayat studi ini mengandung pesan bahwa pelanggaran berkait erat dengan alasan dan alasan itu berkait erat dengan mengada-ada alias kemunafikan. Artinya, pelanggaran acap kali dibungkus dengan sejuta alasan kemunafikan. Pelanggar aturan, pelaku maksiat adalah orang munafik dan bukan orang beriman sejati. Itulah, maka jangan heran bila ada alasan panjang lebar, bagus-bagus dan masuk akal lahir dari mulut pelaku maksiat, maling atau koruptor. Meski sudah tertangkap tangan, masih saja ada alasan yang bagus dan masuk akal. Ya, sebab alasan itu bisa spontan muncul meski tanpa konsep, karena dibantu oleh Iblis.

Untuk itu, orang beriman sangat menghindari pelanggaran, menjauhi maksiat, karena efeknya panjang hingga ke kemunafikan. Jadinya, sudah melanggar ditambahi kemunafikan sehingga dosanya dobel. Di sinilah, maka Tuhan memberi resep praktis, yakni "istighfar". Begitu seseorang berbuat salah, berbuat maksiat, maka segeralah ber-istighfar, titik. Perkara selesai dan tidak berlarut-larut dalam kebohongan. Ketahuilah, " \Alasan itu hanya lahir dari orang-orang yang gagal saja".

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video