Wisuda Sarjana Perdana IKHAC, Kiai Asep Bangga Tesis Mahasiswa Luar Negeri Bahasa Indonesia | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Wisuda Sarjana Perdana IKHAC, Kiai Asep Bangga Tesis Mahasiswa Luar Negeri Bahasa Indonesia

Editor: MMA
Senin, 31 Agustus 2020 20:26 WIB

Para mahasiswa dari luar negeri IKHAC yang diwisuda di Kampus IKHAC Pacet Mojokerto, Ahad (30/8/2020). foto: mma/ bangsaonline.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, menegaskan bahwa episentrum sumber daya manusia (SDM) tidak harus lahir dari Jakarta, tapi juga bisa daerah seperti Pacet Mojokerto Jawa Timur. Dia menyimpulkan itu setelah tahu bahwa lembaga pendidikan pesantren yang diasuh Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag. sangat bagus. Apalagi santri dan mahasiswa yang belajar di Institut Pesantren KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga banyak dari luar negeri. Seperti Afghanistan, Malaysia, Thailand dan sebagainya.

"Padahal universitas negeri saja untuk mendapatkan 100 mahasiswa dari luar negeri harus berdarah-darah," kata Ali Ramdhani saat didaulat menyampaikan orasi ilmiah dalam Rapat Senat Terbuka Wisuda Perdana Sarjana dan Pascasarjana Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto Jawa Timur, Ahad (30/8/2020).

Dalam acara itu 473 mahasiswa diwisuda di kampus IKHAC sejak pagi hingga sore pada Ahad, 30 Agustus 2020. Acara wisuda dibagi dua tahap karena untuk mengikuti protokol kesehatan. Dari sekian mahasiswa yang diwisuda, ada beberapa mahasiswa dari luar negeri. Mereka berasal dari 9 negara, antara lain dari Afghanistan, Thailand, Malaysia, dan negara lainnya.

Ali Ramdhan mengaku kagum dan bangga terhadap Kiai Asep yang sukses mendirikan dan mengelola pondok pesantren sekaligus perguruan tinggi. Bahkan ia menganggap Kiai Asep sebagai orang tua. “Karena itu saya mempercayakan dua anak saya sekolah di sini,” kata Ali Ramdhan.

Sementara Kiai Asep Saifuddin Chalim menegaskan bahwa para mahasiswa yang kuliah di IKHAC sebagian mahasiswa reguler dari Mojokerto, Sidoarjo, dan sekitarnya. Tapi sebagian besar mahasiswa yang mendapat beasiswa dan berasal dari 34 provinsi seluruh Indonesia. “Terutama dari Pergunu,” kata Kiai Asep saat memberikan sambutan sebagai Pembina IKHAC.

Bahkan, kata Kiai Asep, sebagian mahasiswa dari luar negeri yang juga mendapatkan beasiswa. Ketua Umum PP Pergunu itu mengaku bangga terhadap lulusan IKHAC, terutama yang berasal dari luar negeri. Karena skripsi dan tesis mereka berbahasa Indonesia, disamping bahasa Inggris dan Arab.

Memang, menurut Kiai Asep, dari 11 prodi di IKHAC, ada empat mata kuliah yang paling ditekankan. Yaitu akuntansi, IT, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. “Mulai semester I hingga semester 6,” katanya sembari menegaskan bahwa empat mata kuliah itu untuk mencetak generasi enterpreuner.

Kiai Asep menegaskan bahwa tahun ini juga akan mendirikan program S3. Menurut dia, S3 perlu segera didirikan karena sekarang banyak sekali berdiri perguruan tinggi, termasuk universitas-universitas NU. Tapi ia khawatir perguruan tinggi itu berdiri lalu mati. “Karena tidak punya home base, tidak bisa melahirkan doktor-doktor,” katanya.

Bahkan Kiai Asep juga akan mendirikan universitas internasional. “Mesir itu negara miskin, tapi punya Universitas Al-Azhar yang terkenal karena memberikan beasiswa kepada semua negara,” katanya. Begitu juga Maroko, Prancis, dan seterusnya.

Menurut Kiai Asep, semua perguruan tinggi yang terkenal di dunia itu populer karena memberikan beasiswa ke seluruh negara.

“Semua perguruan tinggi itu bukan milik pemerintah. Jadi karena ada orang yang mau berkorban,” katanya. Karena itu Kiai Asep bertekad untuk mendirikan universitas Internasional. Tujuannya untuk memperharum bangsa Indonesia. “Jadi kalau di Mesir ada Al-Azhar, nanti di Indonesia ada Amanatul Ummah,” katanya.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video