Tafsir Al-Kahfi 32-33: Sesaudara, Tapi Nasibnya Tidak Sama | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Kahfi 32-33: Sesaudara, Tapi Nasibnya Tidak Sama

Editor: Redaksi
Senin, 28 September 2020 22:43 WIB

Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

32. waidhrib lahum matsalan rajulayni ja’alnaa li-ahadihimaa jannatayni min a’naabin wahafafnaahumaa binakhlin waja’alnaa baynahumaa zar’aan

Dan berikanlah (Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan, dua orang laki-laki, yang seorang (yang kafir) Kami beri dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara keduanya (kebun itu) Kami buatkan ladang.

33. kiltaa aljannatayni aatat ukulahaa walam tazhlim minhu syay-an wafajjarnaa khilaalahumaa naharaan

Kedua kebun itu menghasilkan buahnya, dan tidak berkurang (buahnya) sedikit pun, dan di celah-celah kedua kebun itu Kami alirkan sungai,

TAFSIR AKTUAL

Awal ngaji surah al-kahf dulu sudah dijelaskan, bahwa surah ini mengangkat empat tokoh. Pertama, bidang agama yang diperankan oleh tujuh pemuda gua (ashab al-kahfi). Kedua, bidang ekonomi yang diperankan seorang konglomerat bersama saudaranya. Tokoh inilah yang dibahas pada ayat kaji ini. Ketiga, bidang pendidikan diperankan Khadlir dan Musa A.S. dan keempat bidang politik diperankan oleh Iskandar Dzu al-Qarnain.

Pria kaya bersama saudaranya itu dibahasakan dengan kata "Rajulain" (dua orang laki-laki). Siapa mereka?

Pertama, al-Kalby mengemukakan, bahwa aktor pada ayat ini adalah dua orang laki-laki bersaudara berkabilah Makhzumiyah, Makkah. Yaitu, Abdullah ibn Abd al-Asad dan adiknya al-Aswad ibn Abd al-Asad. Abdullah ini berkun-yah Abu Salamah, dulu menjadi suami Umi Salamah. Abu Salamah wafat kemudian Umi Salamah menjanda dan dinikahi Nabi Muhammad SAW.

Dua putra al-Asad ini sama-sama mendapatkan warisan seputar 4.000 dinar tapi beda sikap. Karena Abdullah seorang mukmin yang shalih, maka warisannya banyak diinfaqkan di jalan Allah. Sementara al-Aswad tidak, dikembangkan dan buat senang-senang, termasuk menikahi cewek-cewek berkelas. Maklum dia masih kafir.

Suatu ketika, Abdullah kehabisan uang dan meminta adiknya barang sedikit untuk belanja keluarga. Tapi si adik malah berlagak dan memaki-maki. Tidak sekadar menggoblok-goblokkan, malah mencaci agama Islam yang didakwahkan nabi sebagai bohong. Nyatanya, janji Tuhan Muhammad tidak terbukti membuat orang menjadi kaya dengan berinfaq, dst. dst.

Kedua, versi al-Imam Muhammad ibn al-Hasan al-Muqry. Katanya, ini kisah zaman Bani Israel tempo dulu tentang dua pria: Tamlikha dan Qurthusy yang kongsi dalam berbisnis. Setelah berkembang, untung besar dan asetnya banyak, keduanya sepakat mengakhiri kerja sama dan membagi dua. Masing-masing mendapat 3.000 dinar.

Tamlikha yang mukmin dan shalih, hartanya banyak dihabiskan untuk agama dan sosial. 1.000 dinar dihabiskan membeli beberapa budak, lalu semuanya dimerdekakan Lillahi Ta'ala. 1.000 dinar lagi dibelikan pakaian untuk orang terlantar dan apa saja yang diperlukan para faqir, miskin, pengemis, gelandangan sebagai modal kerja. 1.000 dinar lagi dibelanjakan sembako dan dibagi-bagikan, termasuk untuk membangun masjid dan sedikit untuk keperluan keluarga.

Sedangkan partnernya tidak demikian. Hartanya dipakai bersenang-senang. Membeli kuda tunggangan yang bagus, beberapa ternak, ladang, dan dipakai modal berdagang. Selang beberapa waktu hartanya melimpah dan mempunyai banyak pekerja.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video