Peringati Hari Batik Nasional, Mas Abu dan Bunda Fey Kunjungi Perajin Batik Dermo | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Peringati Hari Batik Nasional, Mas Abu dan Bunda Fey Kunjungi Perajin Batik Dermo

Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Muji Harjita
Jumat, 02 Oktober 2020 17:54 WIB

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar didampingi Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar (kiri), berkunjung ke salah satu gerai batik milik Nunung Wiwin Ariyanti (tengah) owner Numansa Batik yang ada di Kelurahan Dermo. foto: ist.

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - UNESCO telah menetapkan Indonesia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi pada 2 Oktober 2009. Untuk itu, tepat hari ini, Jumat (2/10), Pemerintah Kota Kediri pun turut serta memperingati Hari Batik Nasional.

Pada peringatan tahun ini, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar didampingi Ketua Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar, berkunjung ke salah satu gerai milik Nunung Wiwin Ariyanti, owner Numansa Batik yang ada di Kelurahan Dermo, Kecamatan Mojoroto. Di sini, Mas Abu -sapaan Wali Kota Kediri- bersama Bunda Fey sapaan Ketua Kota Kediri- melihat anak-anak yang belajar mencanting mengikuti pola di masker.

Selain itu, Mas Abu dan Bunda Fey juga melihat produk-produk custom, tulis dan cap yang dipajang di antara berbagai corak . Ada beberapa yang menarik perhatian Bunda Fey, salah satunya corak cap yang proses pembuatannya langsung menggunakan daun asli. Dalam kunjungan tersebut, Mas Abu dan Bunda Fey juga memberikan cinderamata untuk anak-anak agar semakin termotivasi untuk berkreasi.

Ditemui usai kegiatan, Bunda Fey mengajak masyarakat Kota Kediri untuk lebih mengenal lokal asli Kota Kediri. “Di Hari Batik Nasional, mari kita peringati dengan berbelanja asli dari wilayah kita sendiri, yaitu wilayah Kota Kediri. Karena dengan membeli yang asli yang benar-benar digambar bukan printing, kita mendukung karya mereka, ada nilai, ada value di dalam sana,” jelasnya.

Menurutnya, perkembangan di Kota Kediri terus bertambah. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri, ada 30 merek yang tersebar di seluruh kelurahan. Di antaranya di Dermo, Mrican, Dandangan, Rejomulyo dan lain-lain. Selain itu, Bunda Fey berharap ke depan akan ada regenerasi dari kaum muda yang menekuni .

“Kediri khasnya itu dengan - yang motifnya ringan, enteng, bukan yang njlimet seperti Solo dan Jogja. Kita mengapresiasi mereka, karena motif-motif yang ada dari lingkungan kita. Untuk regenerasi, ini Mbak Nunung sendiri dia memanfaatkan mayoritas ibu-ibu, belum ada yang muda-muda. Harapan saya nanti anak turunnya nanti mau lah mengikuti jejak orang tuanya,” harapnya.

Sementara itu Plt Kepala Disperdagin Kota Kediri, Nur Muhyar menuturkan, pada peringatan Hari Batik Nasional sebelum pandemi, para pengrajin berkreasi dengan membagi-bagi suvenir di simpang-simpang jalan, atau mencanting bersama di taman. Namun karena pandemi saat ini, hal-hal tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan.

“Jadi, sebagai penanda Hari Batik Nasional, Bapak Wali Kota dan Ketua Kota Kediri berkenan untuk mengunjungi salah satu pelaku usaha . Kegiatan ini dilakukan untuk lebih menekankan kecintaan pada sejak dini,” ungkapnya.

Nur Muhyar juga menyampaikan berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Kediri untuk para pelaku usaha di Kota Kediri. Di antaranya mendorong pengrajin sejak sepuluh tahun terakhir dengan Perwali Nomor 15 Tahun 2016. Yaitu, setiap hari Selasa harus ber.

“Kita juga pernah memagangkan para pelaku ke Jogja selama seminggu untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka. Kita juga fasilitasi mark untuk pelaku sebagai penanda itu merupakan asli Indonesia, nusantara dari Kemenperin. Dan saat ini jumlah pengrajin ada 30, tapi untuk sentra berada di Kelurahan Dermo dan Dandangan. Dengan peminat yang terus meningkat bahkan sampai luar kota,” tandasnya.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video