​KH Adnan Syarif Wafat, Mengarang Salawat Uhud karena Perintah Gus Dur | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​KH Adnan Syarif Wafat, Mengarang Salawat Uhud karena Perintah Gus Dur

Editor: MMA
Senin, 23 November 2020 20:21 WIB

KH M Adnan Syarif, LC, MA. Foto: istimewa

LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - KH M Adnan Syarif, LC, MA, Pengasuh Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin Wonorejo Kedungjajang Jawa Timur wafat, Senin (23/11/2020). Alumnus Pesantren Tebuireng Jombang itu pernah belajar lama di Saudi Arabia. Sepulang belajar dari Saudi Arabia, Kiai Adnan Syarif kembali ke Pesantren Tebuireng untuk mengajar bahasa Arab. Di Pesantren yang didirikan Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari itu, Kiai Adnan Syarif bersama para ustadz di Tebuireng mendirikan Markazul Lughoh, pusat pendidikan bahasa Arab.

Para siswa yang diterima di Markazul Lughoh itu para santri senior yang sudah menguasai dasar-dasar bahasa Arab. Jadi, para santri yang diterima di Markazul Lughoh adalah mereka yang sudah melewati tes bahasa Arab yang ketat.

Setelah beberapa tahun mengabdi di Pesantren Tebuireng, Kiai Adnan Syarif pulang ke meneruskan pondok pesantren warisan abahnya, yaitu Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin. Saat kembali ke itu, Kiai Adnan Syarif aktif di NU dan juga pernah menjadi ketua Dewan Syuro PKB .

Pesantren Kiai Syarifuddin cukup besar dan memiliki ribuan santri. Pesantren ini juga dikelola bersama saudara-saudaranya, yaitu KH Sulaha Syarif dan KH Syuhada Syarif. Namun Kiai Syuhada Syarif yang juga alumnus Tebuireng kemudian mendirikan pondok pesantren di Jember. Kiai Syuhada Syarif yang pernah menjadi Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Tebuireng juga aktif sebagai pengurus NU.

Kiai Adnan Syarif pernah mengarang Salawat Uhud. Maklum, Kiai Adnan Syarif ahli sastra Arab. Ia mengarang Salawat Uhud karena mendapat perintah . Saat Orde Baru berkuasa gelisah menyaksikan pragmatisme masyarakat– termasuk para tokoh agamanya. yang berjuang untuk menegakkan keadilan, civil society dan Islam merasa terhalang dan tak kunjung berhasil akibat tokoh-tokoh agama yang cenderung pragmatis. Padahal para tokoh agama itulah yang seharusnya menjadi koalisi strategis perjuangan untuk menegakkan keadilan dan hukum sesuai UUD 45 dan Pancasila.

Karena itu punya ide pentingnya Salawat Uhud. Tujuannya, agar masyarakat – terutama tokoh agama – mengingat sejarah perang Uhud yang memang menorehkan pelajaran penting bagi umat Islam. Perang Uhud meletus kurang lebih satu tahun lebih seminggu setelah perang Badar. Pada perang Badar umat Islam menang telak, meski jumlah pasukan Islam hanya 313 melawan 1.000 pasukan kafir Quraisy.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video