Tafsir Al-Kahfi 39-41: Mendoakan Bangkrut, Bolehkah? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Kahfi 39-41: Mendoakan Bangkrut, Bolehkah?

Editor: Redaksi
Rabu, 02 Desember 2020 21:44 WIB

Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

39. walawlaa idz dakhalta jannataka qulta maa syaa-a allaahu laa quwwata illaa biallaahi in tarani anaa aqalla minka maalan wawaladaan

Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan ”Masya Allah, la quwwata illa billah” (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah, sekalipun engkau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu.

40. fa’asaa rabbii an yu'tiyani khayran min jannatika wayursila ‘alayhaa husbaanan mina alssamaa-i fatushbiha sha’iidan zalaqaan

Maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberikan kepadaku (kebun) yang lebih baik dari kebunmu (ini); dan Dia mengirimkan petir dari langit ke kebunmu, sehingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin,

41. aw yushbiha maauhaa ghawran falan tastathii’a lahu thalabaan

atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka engkau tidak akan dapat menemukannya lagi.”

TAFSIR AKTUAL

Mendoakan orang kaya congkak agar usahanya bangkrut dan jatuh melarat kita pilah menjadi dua. Pertama, kecongkakan yang sifatnya pribadi, dan kedua, kecongkakan durhaka yang memusuhi Islam atau mendukung musuh Islam dan kaum muslimin.

Untuk yang pertama kita bisa ambil dari ayat kaji ini, yaitu: " fa'asa Rabby 'an yu'tiani khaira min jannatik wa yursil...). Bagian akhir ayat kaji ini menggambarkan betapa si miskin (mukmin) berucap setelah dipameri dan dicibir oleh saudaranya yang kaya raya dan congkak. Ungkapannya bisa kita preteli begini:

Pertama, berdoa kebaikan untuk dirinya, bahkan kebaikan lebih dibanding yang dimiliki lawan bicara atau orang lain. "fa asa Rabby 'an yu'tiani khaira min jannatik". Berharap punya kebon yang lebih baik daripada milik lawan bicara.

Kedua, memberi nasihat yang sifatnya menakut-nakuti kemungkinan adanya azab menimpa karena kedurhakaan yang diperbuat. Ini materi naiehatnya: "wa yursil 'alaiha husbana min al-sama' ". Diingatkan kemungkinan ada wabah, angin kering dari langit yang menghanguskan. "fa tushbih sha'ida zalaqa". Bisa jadi tanah tiba-tiba menjadi kering kerontang. "aw yushbih ma'uha ghaura" Mata air lenyap. "fa lan tastathi' lah thalaba". Dan kamu tidak bisa berbuat apa-apa.

Teks ayat tersebut menunjuk, bahwa bukan mendoakan buruk yang nyata-nyata dialamatkan kepada si durhaka itu, melainkan berharap kebaikan untuk dirinya sendiri, sekaligus memberi peringatan kepada si durhaka agar dia tidak terus-menerus sombong. Bahwa Allah SWT maha segalanya, bisa memberi lebih kepada hamba-Nya yang dikehendaki.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video