Pimpin Rapat TPID, Wali Kota Kediri: Fokus Terhadap Strategi Aksi Pengendalian Inflasi Kota Kediri
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Muji Harjita
Rabu, 23 Desember 2020 20:40 WIB
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Inflasi merupakan salah satu roh penting dalam perekonomian di Kota Kediri. Bisa dibilang, inflasi adalah salah satu rahasia untuk membesarkan daerah sesuai dengan apa yang diinginkan.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ketika memimpin high level meeting TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Kota Kediri Tahun 2020 yang memfokuskan terhadap strategi aksi pengendalian inflasi Kota Kediri di tengah situasi pandemi Covid-19 yang bertempat di Ruang Joyoboyo, Rabu (23/12/2020).
BACA JUGA:
Pemkot Kediri Gelar GPM di Taman Harmoni
Pj Wali Kota Kediri Halal Bihalal Bersama Dewan
Peringati Hari Bumi dan Air Dunia, Berikut Aksi Nyata yang Dilakukan Pj Wali Kota Kediri
Pj Wali Kota Kediri Serahkan 263 SK PPPK Formasi 2023
Menurutnya, inflasi harus dikendalikan agar harga-harga kebutuhan pokok di Kota Kediri terus stabil, sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Selama 11 tahun menjabat sebagai kepala daerah, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar melihat perkembangan Kota Kediri dan beberapa kota lain yang inflasinya dikondisikan.
"Kalau beberapa tahun lalu di Kota Kediri, kita bisa naik mobil 60 km per jam. Tapi sekarang tidak bisa. Artinya kota ini sudah hidup," ujarnya.
Selain mengandalkan sektor jasa dan perdagangan, Kota Kediri juga mendorong pertumbuhan sektor pendidikan. Kehadiran Universitas Brawijaya dan lainnya, diharapkan akan mendatangkan mahasiswa yang nanti akan membawa multiplier effect bagi masyarakat. "Jadi ini bisa menjadi sumber ekonomi yang baru," paparnya.
Lebih lanjut, Wali Kota Kediri mengungkapkan, adanya Covid-19 berdampak terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri. Pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diproyeksikan sebesar 2,5% (yoy) menurun dari tahun sebelumnya sebesar 5,47%. Sedangkan inflasi Tahun 2020 diproyeksikan sebesar 2,05% meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 1,83%. Selain itu, adanya Covid-19 juga berdampak terhadap percepatan digitalisasi, ekonomi, dan pendidikan.
"Alhamdulillah, di Kota Kediri masih ada inflasi yang artinya masih ada permintaan-permintaan yang cukup bagus. Inflasi kami Alhamdulillah masih lumayan di tahun 2019 yaitu 1,83," terangnya.
Salah satu penopang ekonomi Kota Kediri adalah UMKM. Mereka yang dulu survive pada krisis moneter tahun 1998, namun saat pandemi Covid-19 seperti ini kondisinya mengalami kesulitan bahkan ada yang mati. Untuk itu, Wali Kota Kediri berharap kerja sama semua pemangku kepentingan terkait untuk menginventarisir UMKM yang terdampak.
Simak berita selengkapnya ...