Tafsir Al-Kahfi 47-49: Komputer Mahadigital | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Kahfi 47-49: Komputer Mahadigital

Editor: Redaksi
Minggu, 10 Januari 2021 23:25 WIB

Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

47. Wayawma nusayyiru aljibaala wataraa al-ardha baarizatan wahasyarnaahum falam nughaadir minhum ahadaan

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.

48. Wa’uridhuu ‘alaa rabbika shaffan laqad ji'tumuunaa kamaa khalaqnaakum awwala marratin bal za’amtum allan naj’ala lakum maw’idaan

Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Allah berfirman), “Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada pertama kali; bahkan kamu menganggap bahwa Kami tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (berbangkit untuk memenuhi) perjanjian.”

49. Wawudhi’a alkitaabu fataraa almujrimiina musyfiqiina mimmaa fiihi wayaquuluuna yaa waylatanaa maa lihaadzaa alkitaabi laa yughaadiru shaghiiratan walaa kabiiratan illaa ahsaahaa wawajaduu maa ‘amiluu hadiran walaa yazhlimu rabbuka ahadaan

Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,” dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.

TAFSIR AKTUAL

Namanya "al-kitab", sebuah alat super canggih untuk menghitung amal perbuatan setiap manusia (49). Dengan sangat cepat hasilnya langsung di-print out menjadi buku. Buku itu beregistrasi, lengkap dengan identitas pemilik dan tidak mungkin salah. Jadi, hisab diistilahkan menjadi kitab, karena hasil hisab itu dicatat dalam al-kitab.

Begitu detailnya pencatatan tersebut, hingga orang-orang brengsek mengeluh setelah membaca dan mencermati: "Mal hadza al-kitab, la yughadir shaghirah wa la kabiran illa ahshaha..". Waduh, buku apa ini. Sungguh pencatatan sangat teliti. Tidak kecil, tidak besar, semuanya tercatat dengan sempurna.

Ubay ibn Ka'b adalah sahabat senior. Selain pandai dalam tafsir al-qur'an, dia juga memahami kitab samawi terdahulu, al-Tawrah dan al-Injil. Maklum, dia anak seorang pendeta ternama. Perbendaharaannya tentang dunia langit dan alam akhirat cukup banyak sehingga para sahabat senang mendengarkan.

Suatu ketika Umar ibn al-Khattab mendatangi Ubay ibn Ka'b dan berkata: "Wahai Ubay, ceritakan kepadaku soal akhirat nanti".

Ubay: "Dengan senang hati ya amir al-mukminin. Begini, pada hari kiamat nanti, al-Lauh al-Mahfudh dinonaktifkan alias tidak berfungsi lagi". Mendengar itu, Umar tersentak dan penasaran. Belum sempat menyoal, Ubay melanjutkan:

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video