Begini Respons Ketua DPRD Gresik Soal Pencoretan Puluhan Ribu KPM BPNT
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: M. Syuhud Almanfaluty
Rabu, 20 Januari 2021 10:19 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ketua DPRD Gresik Moh. Abdul Qodir merespons pencoretan 21.845 keluarga penerima manfaat (KPM) dari bantuan pangan nontunai (BPNT) di Kabupaten Gresik. Menurutnya, kondisi tersebut membuat kepala desa (kades) resah, karena mendapatkan keluhan dan protes dari KPM.
"Belakangan ini memang mendengar keluhan seperti itu. Saya juga melihat keramaian di beberapa balai desa 1- 2 hari ini," ungkap Abdul Qodir kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (20/1/2021).
BACA JUGA:
Syahrul Munir Siap Maju Pilkada Gresik 2024
Geliatkan Sektor Wisata, Begini Saran Pimpinan DPRD Gresik dan Caleg Terpilih DPR RI
Kandidat Ketua DPRD Gresik, Mohammad dan Syahrul Bersaing Ketat
Komisi IV DPRD Gresik Dalami LKPj Kepala Daerah 2023 Bersama OPD Mitra
Dia menyampaikan bahwa informasi yang masuk ke DPRD soal penyebab pencoretan puluhan ribu KPM BPNT itu masih simpang siur. Mulai faktor data ganda, KPM sudah ada yang meninggal, menjadi keluarga mampu, dan lainnya. "Hal ini masih kami telusuri," katanya.
Ia meminta agar mekanisme pencoretan dijelaskan kepada masyarakat, utamanya KPM BPNT. "Sehingga, masyarakat khususnya para KPM yang dicoret menjadi paham," ujarnya.
Ia menilai, keresahan yang muncul dampak pencoretan puluhan ribu KPM BPNT itu wajar. Sebab, di saat kondisi pandemi Covid-19 seperti ini, beban masyarakat akan semakin berat jika dihapus dari penerima BPNT. "Makanya, kami butuh penjelasan OPD terkait," cetusnya.
Abdul Qodir mengatakan, DPRD saat ini masih menggali data untuk memastikan pencoretan KPM BPNT itu tepat sasaran dan sesuai mekanisme. "Sebab, desa yang menyodorkan data warga mereka sebagai KPM BPNT sudah musyawarah desa (musdes) dalam jangka 1 tahun 4 kali, yaitu pada tanggal 27 Maret, 27 Juni, 27 September, dan 27 Desember 2020," urainya.
Ia juga mengatakan bahwa selama ini proses pendataan KPM di desa masih terkendala petugas yang kurang paham tentang IT (informasi dan teknologi). Bahkan, sebagian desa dijumpai operator yang sudah lanjut usia.
"Padahal operator desa yang memahami dunia IT yang melakukan pendataan ke Pusat Data Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia (Pusdatin-Kemensos) ini sangat penting," beber Anggota Fraksi PKB tersebut.
Simak berita selengkapnya ...