Adu Dalil Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Istihalah dan Ihlak Tertangkal oleh Intifak
Editor: Tim
Wartawan: Rochmad Aris
Minggu, 28 Maret 2021 07:35 WIB
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., mengaku sangat mendukung vaksinasi yang sedang gencar dilakukan pemerintah. Tapi ia menolak penggunaan vaksin AstraZeneca. Ia bahkan minta pemerintah tidak mendistribusikan vaksin AstraZeneca pada pondok pesantren.
Alasannya, produksi vaksin asal Inggris itu diketahui melalui proses penggunaan tripsin babi.
BACA JUGA:
Datangi Gus Barra, Tim Penjaringan Cabup PDIP Mojokerto: Kami Buka Pintu Seluas-Luasnya
Danrem 062/CPYJ Mojokerto Silaturahim, Kiai Asep Berharap Komunikasi Terus Berjalan
Lamar Menantu Kiai Asep untuk Calon Wali Kota, Ketua DPP PDIP Dukung Gus Barra
Doa Bersama 14 Ketua MWC NU se-Mojokekrto, Prof Kiai Asep Ajarkan Doa Imam Syafii
Ia sepakat dengan keputusan komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menghukumi Vaksin AstraZeneca haraman mubahan liddlarurat (haram tapi boleh digunakan karena darurat).
“Tapi kalau kondisinya sudah tak darurat tak boleh digunakan. Karena itu pemerintah harus mengupayakan vaksin yang halal,” kata Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, jika pemerintah terlanjur membeli vaksin AstraZeneca, distribusikan saja pada masyarakat di Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT), serta daerah lain yang mayoritas non muslim yang tak mengharamkan babi.
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu mengaku tak sejalan dengan Ketua MUI Jatim KH. Hasan Mutawakkil Alallah yang menyatakan vaksin AstraZeneca halalan thayyiban. Menurut dia, fatwa itu tak benar karena hanya menggunakan dasar istihalah (perubahan bentuk) dan ihlak (penghancuran). Dalam pandangan MUI Jatim, tripsin pangkreas babi dalam proses produksi vaksin AstraZeneca tidak najis karena sudah berubah bentuk.
Menurut Kiai Asep, dalam pandangan mereka istihalah disamakan dengan ihlak, tidak ada nilai-nilai babinya. Tapi alasan itu tak kuat. “Istihalah dan ihlak tertangkal oleh intifak,” tegas kiai ahli matematika dan ilmu pengetahuan alam itu. “Artinya, bisa menjadi vaksin karena ada tripsin pangkreas babinya,” kata Kiai Asep kepada wartawan di Guest House Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto, Sabtu (28/3/2021) .
Simak berita selengkapnya ...