​Banyak Nyawa dan Ekonomi Terdampak Akibat Kasus Penjualan Rapid Test Bekas Karyawan Kimia Farma | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Banyak Nyawa dan Ekonomi Terdampak Akibat Kasus Penjualan Rapid Test Bekas Karyawan Kimia Farma

Editor: Tim
Sabtu, 01 Mei 2021 16:01 WIB

Styandari Hakim. foto: ist

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyayangkan pernyataan Direktur Utama PT Diagnostik Adil Fadhilah Bulqini yang menolak untuk meminta maaf, setelah lima karyawannya kedapatan menjual rapid test bekas di Bandara Kualanamu, , Sumatera Utara (Sumut) dalam jumpa pers, pada Rabu (28/4/2021) lalu.

Padahal tindakan tersebut sangat berbahaya, bisa meningkatkan ancaman lonjakan kasus positif selanjutnya dan menyangkut kepercayaan publik pada sistem testing .

Polda Sumut telah menetapkan lima tersangka yang telah mendaur ulang stik swab test antigen untuk digunakan lagi dengan cara mencuci dan digunakan kembali kepada calon penumpang di Bandara Kualanamu.

Mereka adalah PM sebagai Branch Manajer Laboratorium , berperan sebagai penanggung jawab laboratorium dan yang menyuruh melakukan penggunaan cotton buds swab antigen bekas. Kemudian tersangka SR; DJ; M; dan R dengan peran masing-masing.

"Pernyataan menolak meminta maaf meski karyawannya tertangkap basah menjual rapid test bekas menunjukkan, yang bersangkutan kurang tanggap betapa merusaknya kejadian tersebut pada tingkat kepercayaan publik terhadap fasilitas-fasilitas testing yang ada," kata Styandari Hakim, Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat DPN Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Sabtu (1/4/2021).

Menurut Tyan - sapaan Styandari Hakim, pimpinan dan pembuat kebijakan harus paham betul bahwa penanganan ini urusan hidup dan penghidupan.

"Bayangkan berapa banyak nyawa manusia yang terdampak akibat ulah orang-orang tidak bertanggung jawab ini, belum lagi kerugian ekonominya jika terjadi lonjakan kasus positif akibat kegagalan screening," ujarnya.

Karena itu, Partai Gelora meminta agar pemerintah menegaskan kembali sense of urgency (keterdesakan) dalam penanganan pandemi , terutama dalam menghadapi risiko kembali terjadinya surge atau lonjakan kasus positif pada masa libur Hari Raya Idul Fitri 1442 H ini.

Partai Gelora mengingatkan situasi lonjakan kasus positif di India yang tidak terkendali telah mencapai 18 juta lebih dengan jumlah kematian dua ratus ribu lebih orang sebagai sebuah peringatan bagi Indonesia agar tidak bernasib sama.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video