Tafsir Al-Hijr 39-40: SLB, Sekolah 'Salib' Luar Biasa | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Hijr 39-40: SLB, Sekolah 'Salib' Luar Biasa

Editor: Revol
Rabu, 25 Februari 2015 15:46 WIB

Seorang siswi SD disalah satu SLB di Yogyakarta sedang mengerjakan Ujian Nasional. foto: viva.co.id

BangsaOnline - Dihadapan Tuhan, Iblis sudah teken kontrak memborong neraka dengan segala fasilitasnya. Iblis sangat serius dan bersumpah akn menjerumuskan semua anak cucu Adam ke dalam neraka. Dalam merealisasikan program penjerumusan itu, Iblis tidak merahasiakan cara ataupun stategi yang akan dipakai, melainkan mengumumkan secara terang-terangan trick penggodaannya nanti. Yakni, dengan cara "tazyin" lebih dahulu (la'uzayyinann lahum fi al-ardl), lalu "ighwa'" sebagai jurus pamungkas ( wa la'ughwiyannahum ajma'in). Walhasil, cara Iblis menggoda dan merusak keimanan anak Adam sangat jitu, licik dan efektif. Apa tazyin dan apa ighwa'?.

Itu kita tunda dulu, karena ada yang lebih perlu diketahui, sangat perlu disikapi oleh umat islam negeri ini terkait dengan cara non muslim bergerak menyebarkan keyakinan agama mereka. Non muslim amat pintar dan cermat melihat peluang sekecil apapun, tapi hasilnya sangat menjanjikan dan eksklusif. Pada sektor pendidikan normal, para misionaris merasa kurang bisa leluasa bergerak, baik dari sisi kurikulum sekolah maupun sebaran informal, sebab daya kontrol dari umat islam yang mayoritas di negeri ini cukup kuat.

Mereka tidak kehilangan akal dan kini bergerak pada sektor pendidikan luar biasa. Pendidikan anak tuna rungu, anak cacat yang bahasa komunikasinya sangat khusus dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang khusus. Bahasa isyarat yang hanya satu paket dan bersifat internasional. Di negera manapun, bahasa isyarat bagi penyandang tunarungu sama. Kini, hampir di setiap Sekolah Luar Biasa (SLB) ini, para misionaris Salib berkiprah secara lembut dan ekstra hati-hati. Secara perlahan dan penuh kesabaran, secara terencana dan sistematis mereka mengajarkan keyakinan Salib kepada anak-anak orang islam yang sekolah di situ. Adakah tesrtimoni dan bukti tentang kesuksesan mereka?

Pertama, di Surabaya. Seorang habib mempunyai anak tuna rungu dan di sekolahkan di sebuah Sekolah Luar Biasa di Surabaya. Lambat laun si anak tidak lagi tertarik dengan shalat apalagi dengan al-Qur'an. Suatu hari pulang dengan memakai kalung berlambang Salib. Sang Habib marah dan sangat kecewa dan ingin memulihkan aqidah si anak, tapi tidak bisa berkomunikasi dengan buah hatinya. Kalung salib dibuang, tapi si anak beli lagi dan memakai lagi. Dibuang lagi dan memakai lagi. Menangislah sang Habib, sang keturunan Nabi, sungguh celaka andai cucunya berseberangan keimanan dengan Nabi.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video