Tiga Orang Meninggal Pasca Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Salah Ulama yang Menghalalkan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tiga Orang Meninggal Pasca Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Salah Ulama yang Menghalalkan

Editor: MMA
Jumat, 21 Mei 2021 15:11 WIB

Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A.

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., merespon kasus tiga orang meninggal setelah divaksin AztraZeneca. Menurut , makin banyaknya efek negatif vaksin AstraZeneca tak lepas dari fatwa yang menghalalkan vaksin kontroversial itu.

“Ya itu salahnya , seperti MUI Jatim. Sudah jelas proses pembuatan vaksin AstraZeneca mengandung unsur babi dan ginjal bayi manusia yang diaborsi kok masih dihalalkan. Siapa pun kalau berpikir manusiawi tak akan mau divaksin AstraZeneca, karena tak manusiawi,” tegas kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (21/5/2021).

“Fatwa itu kan menjerumuskan Presiden dan Gubernur Jatim,” tambah yang dikenal sebagai pendukung fanatik Presiden Joko Widodo-KH Makruf Amin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Ia mengingatkan bahwa fatwa agama jangan dilatarbelakangi kepentingan duniawi, politik, dan ekonomi. 

Seperti diberitakan HARIAN BANGSA, Menteri Kesehatan (Menkses) Budi Gunadi Sadikin saat berada di Bandung, Selasa (19/5/2021) lalu, menyebut ada tiga orang meninggal setelah divaksin AstraZeneca. Meski demikian, belum diketahui pasti apa betul penyebabnya karena gejala usai divaksin atau tidak.

Menurut Menkes, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) masih sedang diteliti. Ia mengungkapkan, vaksin AstraZeneca di Indonesia sudah didistribusikan dan disuntikkan pada 1,2 juta orang.

Dari jumlah itu, yang paling banyak di Jawa Timur. Yaitu sekitar 600 ribu dosis dan Bali sekitar 500 ribu dosis. Sedangkan distribusi wilayah Jakarta sekitar 150 ribu dosis.

minta Menkes dan Kepala Dinas Kesehatan Jatim tidak ragu untuk menyetop peredaran vaksin AstraZaneca. “Kalau ingin jadi bithonah (pembantu) presiden dan gubernur yang baik, tolong hentikan peredarannya,” pinta .

Putra KH Abdul Chalim, salah satu pendiri NU itu, lalu mengutip Hadits Nabi yang artinya bahwa setiap pemimpin akan dikelilingi oleh dua bithonah (pembantu), yatiu bithonah yang baik dan bithonah yang tidak baik.

“Kalau bithonah yang baik pasti tidak akan menjerumuskan presiden dan gubernur,” tegasnya

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video