Benarkah Industrialisasi Telah Berhenti di Indonesia? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Benarkah Industrialisasi Telah Berhenti di Indonesia?

Editor: MMA
Rabu, 25 Agustus 2021 07:39 WIB

Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com Pertanyaan ini menggelitik. Benarkah terjadi de-alisasi? Atau industralisasi telah berhenti di Indonesia?

“Banyak pabrik ditutup. Impor barang jadi lebih mudah: tidak repot mengurus pabrik dan tenaga kerja,” tulis Dahlan Iskan di Disway pagi ini, Rabu 25 Agustus.

Nah, divbawah ini BANGSAONLINE.com menurunkan secara lengkap tulisan wartawan terkemuka itu. Aslinya tulisan itu berjudul Laut Jaya. Selamat membaca:

DUA hari penuh saya mencari info: di mana masih ada pabrik kontainer di Indonesia. Siapa tahu mereka bisa ikut mengatasi krisis kontainer sekarang ini. Agar para eksporter kita tetap semangat memperkuat ekonomi.

Saya juga memelototi komentar pembaca Disway lebih jeli. Siapa tahu ada info tentang itu –seperti info tentang Agustinus Wibowo dulu. Kok tidak ada. Jangan-jangan pembaca Disway juga sudah berusaha mencari tahu, tapi tidak menemukannya.

Saya pernah punya teman yang memiliki pabrik kontainer. Besar sekali. Yang terbesar di Indonesia. Ia meninggal dunia bulan lalu. Tidak punya anak kandung. Ia punya anak angkat –perempuan. Saya pun menghubungi suami Si Anak Angkat.

“Pabrik kontainer beliau sudah tutup. Sudah lama sekali,” ujarnya.

Sudah tutup? Sudah lama sekali? Teman saya itu tidak pernah bercerita. Pabrik kontainer memang hanya satu satu dari banyak bisnisnya yang lain.

Krisis kontainer sekarang ini mau tidak mau mengingatkan kita bahwa de-alisasi benar-benar terjadi di Indonesia. Kita pernah punya banyak sekali kontainer. Pabrik itu tutup satu per satu.

“Kami sudah mencoba bertahan. Akhirnya tutup juga. Kami tutup yang terakhir,” ujar sang suami.

Dari keterangan itu jelaslah kita tidak punya lagi pabrik kontainer. Tapi siapa tahu keterangan itu salah. Siapa tahu masih ada yang tersisa. Atau jangan-jangan justru sudah ada pabrik baru.

Maka saya pun meneruskan membaca komentar Disway yang hampir 300 itu. Sekalian mencari calon ”pemenang tanpa tanda jasa” komentar Disway.

Kian membaca ke bawah kian lupa tujuan utama saya: mencari info kontainer. Saya terlena oleh komentar-komentar yang bikin saya tersenyum-senyum sendiri. Bahkan ada satu dua yang bikin tawa saya meledak.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video