Hadiri Soft Launching Klinik NU Limpung Jateng, Kiai Asep Ungkap “Korek Api” Mbah Wahab | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Hadiri Soft Launching Klinik NU Limpung Jateng, Kiai Asep Ungkap “Korek Api” Mbah Wahab

Editor: MMA
Minggu, 29 Agustus 2021 22:03 WIB

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat menerima potongan tumpeng dari Rais Syuriah PCNU Batang KH Ahmad Manaf Syair di Klinik NU Limpung Batang Jawa Tengah, Sabtu (28/8/2021).Foto: mma/bangsaonline.com

“Ketua Komite Hijaz itu Kiai Asnawi Kudus. Tapi saat mau berangkat ke Saudi Arabia diganti Kiai Wahab Hasbullah,” kata .

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat ziarah ke makam abahnya, KH Abdul Chalim di Leuwimunding Majalengka Jawa Barat. foto: mma/bangsaonline.com)

Kiai Wahab Hasbulllah ini juga yang mengonsep surat Komite Hijaz. “Kiai Wahab yang mengonsep, abah saya yang menulis,” kata .

Saat menulis surat itulah Kiai Abdul Chalim sempat mengoreksi konsep Kiai Wahab Hasbullah. Kiai Abdul Chalim yang tak lain ayah Saifuddin Chalim itu mengatakan, apakah upaya memerdekakan bangsa tidak dimasukkan dalam surat Komite Hijaz itu.

Kiai Wahab Hasbullah terperanjat. “Tentu itu yang paling utama,” tegas Kiai Wahab Hasbullah yang ditirukan .

Kiai Abdul Chalim kembali bertanya. “Apakah hanya dengan cara ini bangsa kita bisa merdeka,” tanya Kiai Abdul Chalim kepada Kiai Wahab Hasbullah.

Kiai Wahab Hasbullah tak menjawab. Tapi ia mengeluarkan korek api dan menunjukkan pada Kiai Abdul Chalim.

“Ini kecil sekali. Tapi ini bisa membakar rumah,” kata Kiai Wahab Hasbullah kepada Kiai Abdul Chalim.

Menurut , semua proses pembuatan surat itu selalu dikonsultasikan kepada Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari. Memang, Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Abdul Chalim melangkah setelah mendapat restu dari Hadratussyaikh KHM Asyari.

Dalam pertemuan 60 ulama itu kemudian juga muncul pertanyaan, apakah dengan kop surat Komite Hijaz itu bisa diterima oleh Raja Saudi Arabia.

“Karena yang akan ditemui itu seorang raja. Menghadap raja itu tidak mudah. Masak kop suratnya komite. Mana mungkin diterima,” kata .

Maka para ulama pesantren itu kembali berembuk. Kiai Mas Alwi kemudian mengusulkan nama Nahdlatul Ulama yang artinya Kebangkitan Ulama. Sejak itulah Nahdlatul Ulama berdiri. Tentu setelah sebelumnya melalui proses istikharah dan riyadlah yang panjang, terutama yang dilakukan Hadratussuyak KHM Hasyim Asy’ari dan Syaikhona Kholil bin Abdul Latif Bangkalan.

“Karena itu kita harus optimis dengan apa yang kita upayakan dan perjuangkan, meski awalnya kelihatan kecil,” kata .

Taushiah tampak mendapat respon hangat dari para kiai NU di Batang Jawa Tengah. Para kiai sangat antusias mengikuti ceramah yang cukup runtut itu.

Acara tasyakuran dan soft launching itu diakhiri dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama.

Sebelum meninggalkan tempat, sempat membagikan uang transport kepada semua kiai dan undangan yang hadir. Ini memang tradisi yang biasa dilakukan kiai miliarder tapi dermawan itu. Biasanya juga membagikan sarung.

Acara sangat padat selama di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sebelum menghadiri soft launching klinik NU Limpung juga memberikan ceramah di SMK Maarif NU Limpung. Pesertanya selain para pengurus juga IPNU dan IPPNU.

dan rombongan kemudian menuju Slawi Tegal Jawa Tengah. melantik pengurus hasil PAW Pergunu di Kantor NU Slawi Jawa Tengah.

Usai pelantikan, malam itu juga dan rombongan menuju Leuwimundung Majalengka Jawa Barat.

Di tempat kelahirannya itu selain memberikan taushiah kepada kiai, guru serta pengurus Pergunu dan Amanatul Ummah 02 juga ziarah ke makam abahnya, KH Abdul Chalim yang terletak di lingkungan pondok pesantren yang kini sedang dikembangkan itu.

Selama di Jawa Tengah dan Jawa Barat didampingi Zuhri, dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga pengurus Pergunu. Saat di Leuwimunding Majalengka tampak juga Ketua Pergunu Jabar Dr Saefulloh dan pengurus Pergunu yang lain. 

Sementara rombongan yang ikut dari Pacet Mojokerto, antara lain Gus Ilyas, salah seorang putranya. (mma)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video