Gubernur Beri Penghargaan Jer Basuki Mawa Beya Emas pada Pencipta Shalawat Badar KH. Ali Manshur | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Gubernur Beri Penghargaan Jer Basuki Mawa Beya Emas pada Pencipta Shalawat Badar KH. Ali Manshur

Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: .
Sabtu, 04 September 2021 12:06 WIB

SURABAYA, BANGSONLINE.com - Gubernur Jawa Timur menghadiri haul ke 51 KH. Ali Manshur Shiddiq secara virtual di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, 3 September 2021. Acara haul ini sendiri diselenggarakan secara hybird dari makam KH. Ali Manshur Shiddiq di Desa Maibit Rangel Tuban.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jatim yang akrab disapa Khofifah ini memberikan penghargaan berupa piagam dan lencana Tanda Kehormatan Jer Basuki Mawa Beya Emas kepada KH. Ali Manshur Shiddiq sebagai pencipta syair shalawat badar yang diwakili oleh ahli waris Saiful Ali Manshur.

Penghargaan ini dianugerahkan sebagai bentuk pengakuan dan kehadiran negara di ranah kebudayaan dan perjuangan keagamaan-kebangsaan.

"Kami sampaikan terima kasih atas perkenan kehadiran keluarga besar dari almarhum KH. Ali Manshur, Gus Saiful Islam Ali Manshur untuk menerima apresiasi penghargaan Jer Basuki Mawa Beya Emas yang merupakan tanda kehormatan tertinggi dari ," ungkap Gubernur.

Khofifah menjelaskan, sholawat badar ini diciptakan oleh KH. Ali Manshur Shiddiq pada tahun 1962 pasca dekrit 1959 dan jelang meletusnya Gestapu di tahun 1965. Di mana pada tahun tersebut situasi politik di Indonesia sedang tidak menentu.

Tak hanya itu, di tahun 1998 di saat Indonesia mengalami krusis moneter yang cukup dalam, media elektronik termasuk televisi dan radio-radio mengumandangkan . Begitu juga dengan para pekerja di perkantoran sudah secara reflek mengumandangkan Shalawat Badar.

"Pada saat negara ini mengalami krisis moneter yang sangat dalam tahun 98-99, rasanya peneduh dan penenang dari suasana yang secara ekonomis kita mengalami krisis yang sangat dalam, adalah lantunan dari Shalawat Badar," urainya.

Shalawat badar sendiri merupakan sholawat penyemangat bagi kader NU yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Harapannya, syair-syair dan doa shalawat tersebut dapat mendorong kegigihan perjuangan pada saat itu sembari mengharap syafaat Nabi Muhammad dan berkah dari Allah SWT.

"Melalui shalawat badar ini pula, semangat perjuangan para santri dan kaum nahdliyin dapat dikobarkan, karena selama berjuang melawan pemberontakan waktu itu shalawat inilah yang selalu dibaca," tutur gubernur perempuan pertama di Jatim ini.

Khofifah menambahkan, atas karya masterpiece dan kepeloporan perjuangan KH. Ali Manshur Shiddiq itu, KH Abdurrahman Wahid sebagai Ketua Umum PBNU juga memberi penghargaan Bintang NU pada Muktamar ke-29 NU di PP Krapyak Yogyakarta, pada tahun 1989. Kemudian, juga dikuatkan lagi dengan Penghargaan Bidang Kebudayaan yang diberikan oleh Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siroj dalam Peringatan Harlah ke-92 NU pada 31 Januari 2018 di Jakarta yang diterima putra bungsu almarhum, H. Saiful Islam Ali. 

"Beliau adalah putra daerah asal Jatim yang punya reputasi internasional melalui Syair Shalawat Badar, sehingga penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dari kepada beliau," tukasnya.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video