Tafsir Al-Kahfi 69-70: Musa Vs Ismail 'Alaihima Al-Salam
Editor: Tim
Minggu, 05 September 2021 12:18 WIB
Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
69. Qaala satajidunii in syaa-a allaahu shaabiran walaa a’shii laka amraan
BACA JUGA:
Tafsir Thaha 63-64: Andai Negeriku Commonwealth...
Tafsir Thaha 63-64: Musa A.S. Pendatang Pemberani
Tafsir Thaha 60-62: Para Penyihir Tak Suka Fir'aun, Tapi Butuh
Tafsir Thaha 60-62: Dukun-Dukun di Lingkungan Fir’aun
Dia (Musa) berkata, “Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.”
70. Qaala fa-ini ittaba’tanii falaa tas-alnii ‘an syay-in hattaa uhditsa laka minhu dzikraan
Dia berkata, “Jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku menerangkannya kepadamu.”
TAFSIR AKTUAL
Dari sisi nama, Musa dalam bahasa ibrany sono bermaknakan pisau cukur, pisau kecil yang sangat tajam dan bisa memotong rambut yang halus sekalipun atau razor menurut lisan orang barat. Maka tidak heran, Firaun yang sekuat itu, didukung materi dan para ahli, kekuasaannya dicukur habis oleh Musa dan ditenggelamkan di laut merah atas izin Allah SWT.
Musa lahir dengan kondisi lingkungan yang sangat mencekam dan penuh waswas karena kekejaman Fir’aun, di mana ada bayi laki-laki yang lahir harus segera dibunuh. Musa sendiri, kala bayi, harus dilarung dalam Sungai Nil yang sangat berbahaya, karena buaya-buayanya yang terkenal ganas-ganas. Yuhanidz, Ibu Musa menurut saja kepda perintah Tuhan yang tidak masuk akal itu. Pasrah bongkokan.
Simak berita selengkapnya ...