​Bendera Afghanistan Diganti Bendera Taliban, Bagaimana Lagu Kebangsaannya? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Bendera Afghanistan Diganti Bendera Taliban, Bagaimana Lagu Kebangsaannya?

Editor: MMA
Senin, 13 September 2021 18:48 WIB

Dahlan Iskan

Berarti Taliban itu bukan negara. Bukan pula partai. Taliban adalah gerakan politik dan militer Islam sub-aliran Deobandi.

Ini benar-benar baru: Taliban adalah negara Afghanistan. Negara Afghanistan adalah Taliban.

Di Tiongkok, yang juga sulit dibedakan antara negara dan komunis tetap bisa dibedakan. Bendera Tiongkok berbeda dengan bendera Partai Komunis. Sama sekali tidak ada lambang palu-arit di bendera negara Tiongkok.

Demikian juga peringatan hari nasional negara Tiongkok tidak sama dengan peringatan hari lahir Partai Komunisnya. Sidang pleno komite sentral Partai Komunis tetap berbeda dengan sidang umum Majelis Permusyawaratan Rakyat negara. Beda waktu, beda tempat, dan beda agenda. Hanya hasilnya yang sama: menerima garis-garis besar negara seperti yang diputuskan dalam sidang pleno komite sentral partai komunis. Itu karena pimpinan sidang-sidangnya adalah orang yang kurang lebih sama.

Alhasil, melihat Taliban di Afghanistan kita tidak bisa menggunakan referensi ketatanegaraan yang pernah kita kenal.

Di Arab Saudi, Wahabi memang menjadi ideologi negara-kerajaan. Tapi Wahabi adalah tetap paham keagamaan. Yang kebetulan dianut oleh keluarga dinasti kerajaan Saudi. Tapi Wahabi tetaplah bukan gerakan politik dan militer seperti Taliban.

Anehnya lagu kebangsaan Afghanistan tidak pernah berubah: tetap Inilah Tanah Air Para Pemberani. Yang dinyanyikan tanpa musik –saat itu musik dinyatakan sebagai barang haram.

Aslinya lagu kebangsaan itu dinyanyikan oleh ulama Faqir Muhammad Darwish. Yakni seorang yang juga penyanyi lagu-lagu nasyid, khas Timur Tengah.

Saya masih bisa memahami bagaimana sebuah Partai Komunis begitu identik dengan negara. Seperti yang di Tiongkok. Tapi saya masih sulit mencerna bagaimana gerakan politik dan militer sebuah aliran agama bisa begitu identik dengan sebuah negara.

Mungkin bung Mirza atau Pryadi Satriana, atau bung Kliwon yang lebih mampu menjelaskan. (Dahlan Iskan)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video