​Bulan Madu 6 Bulan, Apa Baradar akan Bernasib seperti Syahrir, Sadr, Gus Ipul, atau Lin Piao | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Bulan Madu 6 Bulan, Apa Baradar akan Bernasib seperti Syahrir, Sadr, Gus Ipul, atau Lin Piao

Editor: MMA
Jumat, 17 September 2021 08:03 WIB

Dahlan Iskan

Ternyata Baradar di dalam penjara. Sudah hampir 10 tahun. Di Pakistan. Maka Amerika, di zaman Presiden Donald Trump, menekan Pakistan. Baradar harus dibebaskan.

Baradar punya syarat: 5.000 Taliban yang lagi di penjara juga harus dibebaskan. Amerika pun memenuhi syarat Baradar itu. Sekalian minta pertukaran agar Taliban juga membebaskan tentara Amerika.

Maka dari penjara Pakistan yang miskin, Baradar langsung ke Doha. Ibu kota Qatar itu begitu besar. Begitu modern. Kaya. Makmur.

Di Doha, Baradar harus bertemu juru runding Amerika: Zalmay Khalilzad. Di sebuah villa mewah di kawasan wisata indah di pantai Doha.

Zalmay sangat dipercaya oleh Presiden Trump. Ia kader Partai Republik. Mantan duta besar Amerika di Iraq. Juga di Afghanistan dan di PBB. Ia kelahiran Mazar-i-Sharif, sebuah kota penting di Afghanistan utara.

Meski ia asli ''orang utara'' –yang biasanya suku Tajik– Zalmay dari suku yang sama dengan Baradar: Pastun.

Zalmay ke Amerika sejak SMA. Ikut pertukaran pelajar. Lalu kuliah di Lebanon. Ketemulah mahasiswi asal Amerika di Lebanon. Kawin. Punya dua anak.

Hari itu, di tahun 2018, Baradar berada lebih dulu di salah satu ruang perundingan di villa tersebut. Ketika Zalmay masuk ruang itu Baradar masih berdiri di dekat jendela, memandang ke keindahan di luar villa.

Zalmay pun menyapa Baradar dalam bahasa Pastun: "seperti di surga ya...".

Baradar langsung menutup tirai jendela itu. Perundingan pun dimulai. Tidak hanya sekali itu. Berbulan-bulan.

Hasilnya: Amerika akan menarik dari dari Afghanistan. Waktunya: Mei 2021. Afghanistan tidak boleh menjadi basis terorisme .

Sejak itu Taliban sudah tahu: tidak lama lagi Afghanistan merdeka. Moral Taliban naik. Justru moral pemerintah Afghanistan yang runtuh.

Joe Biden, pengganti Trump, mengundurkan Mei itu menjadi 30 Agustus. (Sengaja saya tulis 30 Agustus, karena Mirza pasti lebih tahu yang sebenarnya adalah 31 Agustus).

Ternyata Biden tetap memercayai Zalmay sebagai juru runding Amerika. Sampai menjelang Agustus 2021 perundingan terus dilakukan. Zalmay terus memegang peran sentral. Termasuk bagian terakhir menjelang kemerdekaan itu.

Inilah hasil perundingan terakhir itu: seminggu terakhir menjelang 30 Agustus, Taliban tidak boleh masuk ibu kota, Kabul. Dalam seminggu itu proses penarikan semua tentara Amerika akan selesai. Aman.

Selama seminggu itu pula tentara Taliban boleh menguasai seluruh Afghanistan, tapi hanya boleh sampai pintu gerbang Kabul. Taliban juga boleh menyerang tentara pemerintah Afghanistan, tapi tidak boleh menembaki tentara Amerika.

Begitulah media di Amerika akhirnya mengungkapkan hari-hari terakhir pendudukan Afghanistan.

Waktu satu minggu itu bisa juga digunakan Taliban untuk negosiasi dengan Presiden Ashraf Ghani: bagaimana tata cara pergantian pemerintahan. Juga bagaimana mengatur Afghanistan ke depan.

Baradar dan Zalmay menyepakati semua itu.

Kemudian ... Terjadilah apa yang seharusnya tidak terjadi: Presiden Ghani kabur meninggalkan Afghanistan. Ia terbang ke Uni Emirat Arab.

Taliban sendiri kaget.

Baradar masih di surga di Doha. Maka harus diapakan Kabul yang vakum dari kekuasaan.

Baradar menawarkan kepada Amerika. Agar tentara Amerika saja yang mengamankan Kabul yang kosong. Amerika tidak mau. Amerika merasa itu sudah bukan tanggung jawabnya.

Maka Taliban masuk ke Kabul. Tidak dianggap melanggar hasil perundingan. Apalagi selama seminggu itu tidak melakukan kerusakan apa pun.

Bulan madu pun terpaksa dimulai tiba-tiba –justru sebelum pengantinnya siap di pelaminan. (Dahlan Iskan)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video