​Seru! Wakil Bupati Bojonegoro Laporkan Bupati Anna Muawanah ke Polisi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Seru! Wakil Bupati Bojonegoro Laporkan Bupati Anna Muawanah ke Polisi

Editor: MMA
Sabtu, 25 September 2021 20:46 WIB

Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com Ini benar-benar peristiwa unik. Wakil Bupati Bojonegoro melaporkan Bupati ke polisi. O ya? Gara-ara apa, kok bupati dan wakil bupati bertengkar?

Simak tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di Disway hari ini, Sabtu 25 September 2021. Di bawah ini BANGSAONLINE.com menurunkannya secara lengkap. Namun agar bisa membaca tuntas silakan klik lihat artikel asli di bagian akhir tulisan ini. Selamat membaca:

BULAN madu memang tidak bisa selamanya. Pasangan di Bojonegoro ini bahkan tidak pernah merasakan bulan madu itu.

Anda sudah tahu: Wakil Bupati ke kantor polisi. Ia mengadukan pasangannya sendiri: Bupati Anna Mu’awanah.

Pokok pengaduannya: pencemaran nama baik. Barang buktinya: screenshot pembicaraan di grup WA. Bunyinya: bacalah sendiri.

“Rasanya yang di Bojonegoro ini paling seru,” ujar Arif Afandi.

Arif, mantan wakil wali kota Surabaya itu punya tesis ”usia bulan madu kepala daerah dan wakilnya rata-rata hanya enam bulan”.

“Di luar Jawa memang ada yang sampai benturan secara fisik. Tapi tidak sampai ke kantor polisi,” ujar Arif yang juga ketua Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) Jatim.

“Saya tidak akan pernah mencabut pengaduan saya ke polisi itu,” ujar Wawan, panggilan wakil bupati itu kemarin. “Ini sudah keterlaluan,” tambahnya.

Bagaimana kalau partai pengusung Anda memerintahkan agar Anda mencabutnya?

“Tidak mungkin,” tegasnya.

Itu bukan berarti PDI-Perjuangan berada di belakang Wawan. Boleh dikata Wawan sudah bukan siapa-siapa di partai itu. Saat ini Wawan tidak jadi apa-apa lagi. Jangankan ketua, pengurus pun tidak.

Saat ikut Pilkada lalu, Wawan masih berstatus ketua DPC PDI-Perjuangan Bojonegoro. Partai memasangkannya dengan calon dari PKB, Anna Mu’awanah. Pasangan ini mendapat suara sedikit di atas 30 persen. Itu sudah yang terbanyak di antara 4 pasangan. Peraturan saat itu sudah baru: siapa pun peraih suara terbanyak otomatis terpilih. Tidak harus dua putaran.

Setelah dilantik Wawan merasa tidak mendapat tugas yang layak dari bupati. Juga tidak diikutkan dalam pembicaraan-pembicaraan penting. Misalnya soal mutasi pejabat di kantor bupati.

Begitulah pengakuan Wawan ke media. “Tidak begitu”, kata bupati Anna, seperti tersiar di media.

Saya belum berhasil menghubungi Bupati Anna. Saya lupa: pernah kenal atau belum. Yang jelas beliau itu politikus hebat. Tiga periode menjadi anggota DPR. Dari PKB. Dapilnyi tetap: Tuban-Bojonegoro.

Periode sekarang ini hanya PKB yang mendapat dua kursi di dapil itu. Mantan bupati Bojonegoro dua periode –yang juga sangat populer– pun tidak terpilih. Suyoto, mantan bupati itu, maju dari Partai Nasdem.

Waktu menjadi anggota DPR Dr Anna duduk di komisi favorit: komisi anggaran dan keuangan. Ia memang bergelar doktor (S3) dari Universitas Negeri Jakarta.

Dr Anna lahir di Tuban, 53 tahun lalu. Setelah tamat Madrasah Aliyah, Anna ke Jakarta. Bersama suami, seorang pengusaha.

Dia sendiri juga pengusaha. Namanyi ada di tiga perusahaan ini: PT Sinarindo Mega Perkasa (distributor besi), PT Sinar Katel Perkasa (ternak), dan PT Fortuna Megah Perkasa (ternak hewan kurban).

Begitu lama hidup di ibu kota, Dr Anna menjadi lebih bergaya Jakarta daripada Tuban atau Bojonegoro. Gelar sarjana S-1 dia peroleh dari Universitas Borobudur. Dia biasa saja mejeng dengan tas mahalnyi. Apalagi sejak 10 tahun di tangan bupati Suyoto, Bojonegoro memang bukan lagi 10 kabupaten termiskin di Jatim.

Kini bupati Anna punya program besar: infrastruktur. Jalan-jalan antar kecamatan di Bojonegoro dibuat seperti tol semua: konstruksi beton. Bukan aspal. Saya sangat setuju dengan konstruksi seperti itu. Awet. Bebas pemeliharaan. Untuk jangka panjang. Mumpung uang kabupaten ini melimpah. Keadaan tanah di sana bergoyang. Jalan aspal selalu terancam bergelombang, pecah dan bila hujan jadi kubangan.

Mungkin ada yang tidak setuju soal tendernya. Atau siapa yang mendapat proyeknya. Tapi tidak ada keluhan resmi soal ini.

Bojonegoro kini memang salah satu kabupaten dengan APBD terbesar di Indonesia: Rp 7,5 triliun. Sisa anggaran tahun lalu saja lebih besar dari APBD banyak kabupaten miskin: Rp 1,2 triliun.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video