Dominasi PKB-Cak Imin Hilang, Wajah PBNU Diwarnai PDIP, Golkar, PPP dan Pejabat Kemenag

Dominasi PKB-Cak Imin Hilang, Wajah PBNU Diwarnai PDIP, Golkar, PPP dan Pejabat Kemenag Mardani Maming dengan background PDIP dan keluarga Bung Karno. foto: instagram

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Wajah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan Rais Aam Syuriah KH Miftahul Akhyar dan Ketua Umum Tanfidziah (Gus Yahya) bercorak baru.

Jika dalam kepemimpinan KH Said Aqil Siraj (periode sebelumnya) cenderung “terkooptasi” (terutama dominasi kakak-adik: A Muhaimin Iskandar dan kakaknya, A. Halim Iskandar serta Helmy Faishal Zaini), kini berubah total. Gus Yahya “menyingkirkan” “kooptasi” politik kakak-adik Gus Halim- dan Helmy Faishal Zaini itu dari.

Baca Juga: Hadir di Puncak Harlah NU, Wabup Gresik Ajak Nahdliyin Kolaborasi Dukung Jalannya Pemerintahan

Yang paling menyolok adalah diangkatnya politikus Mardani Maming sebagai Bendahara Umum. Mardani adalah Ketua DPD PDI Perjuangan Kalsel.

Dikutip Tempo.co, Mardani merupakan pengusaha muda dari Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Saat ini, dia menjabat sebagai salah satu pimpinan perusahaan PT Batulicin 69 dan PT Maming 69, dua perusahaan holding yang membawahi 35 anak perusahaan.

Perusahaannya meliputi pertambangan mineral, terminal, dan pelabuhan khusus batubara. Termasuk pengelolaan jalan hauling, underpass, transportasi pertambangan, penyewaan alat berat, penyediaan armada kapal, properti, hingga perkebunan.

Baca Juga: Kemenag Buka Pelatihan Ilmu Hisab Rukyat untuk Generasi Muda

Mardani di tidak hanya menempati posisi strategis. Tapi ia juga tak sendirian sebagai kader yang jadi pengurus di era Yahya ini.

Ada nama Nasyirul Falah Amru, yang oleh Yahya Staquf diangkat menjadi Wakil Ketua Tanfidziah. Nasyirul adalah legislator PDI-P dua periode.

Di pula, pada 2011-2016, ia menjadi Ketua Bidang Keagamaan di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sekaligus Ketua Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia-organisasi sayap PDI-P.

Baca Juga: Dua Anggota DPRD Jatim Disiram Air oleh Pendemo saat Temui Massa Aksi ‘Indonesia Gelap’

Pengangkatan Mardani dan Nasyirul Falah Amru dalam jabatan strategis di itu praktis mengamputasi peran politik di. Memang ada kerabat dekat masuk dalam kepengurusan. Yaitu KH Abdussalam Shohib (Gus Salam) dari Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Tapi ia bukan “representasi” partai seperti Helmy Faishal Zaini.

Dominasi di juga terhalang oleh Nusron Wahid. Tokoh ini menjabat Wakil Ketua Umum. Bahkan Nusron Wahid langsung angkat suara. Menurut dia, terpilihnya Gus Yahya akan memberi efek politik bagi elektabilitas Ketua Umum Partai .

Baca Juga: Kemenag Lamongan Gelar Penguatan Pokja Majelis Taklim

Yahya dan Airlangga berteman sejak kuliah di UGM. Dikutip detik.com, Nusron mengatakan bahwa positioning yang diputuskan Gus Yahya berpotensi menguntungkan Airlangga yang sedang bersiap-siap menjadi calon presiden () 2024.

Selain dan , di bawah Kiai Miftahul Akhyar dan Gus Yahya juga diwarnai politikus PPP. Yaitu Choirul Sholeh Rasyid. Tokoh PPP ini tercatat sebagai Wakil Ketua.

Dari PPP juga ada nama Taj Yasin Maimoen. Namun posisinya di tidak strategis. Hanya tercatat di jajaran A’wan. Itu pun nomor buncit.

Baca Juga: Menteri ATR BPN Dampingi Prabowo Buka Kongres Muslimat NU, Presiden: Dukung Kesejahteraan

juga terhadang oleh keluarga Gus Dur di. Seperti ditulis BANGSAONLINE.com, ada nama Nyai Sinta Nuriyah di jajaran Mustasyar. Juga ada putri Gus Dur, Ny. H. Alissa Qotrunnada Wahid sebagai Ketua Tanfidziah. Orang dekat Yenny Wahid, yaitu H. Imron Rosyadi Hamid juga masuk, yaitu sebagai Wakil Sekjen.

(Nyai Hj Sinta Nuriyah Gus Dur. foto: tempo.co)

Jamak diketahui, dicap publik sebagai pengkhianat Gus Dur dan keluarganya. Ini tak lepas dari sejarah masuk . masuk kepengurusan karena “dicangking” Gus Dur. Saat berdiri, tak punya jabatan apa-apa.

Baca Juga: Musda Golkar Gresik, Anha Sebut Calon Ketua Wajib Kantongi Dukungan 30 Persen Suara PK

Ia pernah menjabat Ketua Umum PB PMII. Tapi selepas dari organisasi mahasiswa itu, – maaf – tak ubahnya “pengangguran”.

Ia juga masih “bau kencur”. Karena itu banyak yang mempersoalkan ketika tiba-tiba diberi jabatan Sekjen DPP oleh Gus Dur. Namun, karena kharisma Gus Dur sangat kuat, semua kiai diam.

Jasa Gus Dur memang sangat besar terhadap . Tapi ternyata dibalas tuba oleh sang keponakan. menikam dari belakang. Gus Dur disingkirkan dari . Tragisnya, penyingkiran Gus Dur dari itu lewat adu kuat di pengadilan. Karena itu, lantas dicap sebagai pengkhianat.

Baca Juga: Gus Yahya Dorong Muslimat Jadi Tandem NU

Selain para politikus dari berbagai parpol, wajah juga diwarnai para pejabat . Banyak nama pejabat Kementerian Agama mewarnai kepengurusan. Antara lain sekjen sekaligus Plt. Irjen Nizar Ali. Ia menjabat Wakil Ketua Umum.

Juga ada beberapa Staf Khusus Menteri Agama Yaqut. Mereka adalah Ishfah Abidal Aziz sebagai Ketua, Habib Abdul Qodir sebagai Wakil Sekretaris Jenderal, dan Mohammad Nuruzzaman sebagai Bendahara.

Wajah sekarang memang penuh warna. Warna politik dan warga

Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Lantik Tiga Pimpinan Pejabat Tinggi Pratama, Begini Pesan Menteri Nusron

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kembalikan Formulir Bacabup ke PDIP Situbondo, Rio Patennang Berharap Wakilnya dari PDIP':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO