Komisi VIII DPR RI Apresiasi Kemandirian, Kreasi, dan Inovasi Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet

Komisi VIII DPR RI Apresiasi Kemandirian, Kreasi, dan Inovasi Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Prof Dr KH Asep Syaifudin Chalim MA saat menerima cendera mata dari Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet.

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Ketua Komisi VIII , Yandri Susanto, bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Amantul Ummah Pacet Mojokerto. Kedatangan Yandri bersama rombongan Komisi VIII bermaksud untuk menilai dan melihat langsung keberhasilan pondok pesantren yang didirikan Prof Dr KH Asep Syaifudin Chalim MA itu sebagai pesantren modern serta mandiri. 

Yandri berujar, agenda tersebut merupakan kunjungan kerja spesifik dari Komisi VIII dalam rangka implementasi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang pesantren. Sebab, peran pesantren semakin luas sebagai pendorong berkembangnya ekonomi keumatan dan basis keterampilan para santri.

"Pesantren Amanatul Ummah ini menjadi literasi kita di Komisi VIII, bahwa sesungguhnya pondok pesantren itu tidak bisa dipandang sebelah mata, islam itu sejatinya pinter, wangi, kaya, hebat, seperti yang dicontohkan oleh di Amanatul Ummah yang telah sukses dengan kemandirian pondok pesantrennya, dan dapat dijadikan percontohan bagi pondok pesantren lainnya," ujarnya.

Menurut dia, pesantren ini sudah melebihi undang-undang. "Jika pada Undang-Udang Nomor 18 tahun 2019 tentang pesantren masih berbicara tentang rencana, Amanatul Ummah sudah melampauinya," katanya.

"Tadi ada dialog dengan para Kiai, ada masukan dari sisi biaya, saran dan prasarana, termasuk Majelis Masyayikh, memang ada pro-kontra oleh karena itu nanti kita akan meramu di Komisi VIII, UU tersebut terbuka untuk direvisi, menuju penyempurnaan, memang ini baru tiga tahun, jadi banyak penyempurnaan karena buatan manusia, di sini kami ingin mendengarkan betul maunya pesantren bagaimana," paparnya.

Sementara itu, , mengungkapkan bagaimana usahanya membangun pondok pesantren ini pada tahun 2006 yang dulunya jauh dari penduduk dan gelap gulita. Ketika itu, tidak sedikit yang pesimis bahkan menertawakan tentang keberadaan Amanatul Ummah, namun tetap dilanjutkan cita-citanya dengan mendirikan Madrasah Bertaraf Internasional (MBI).

“Akhirnya saya mendapatkan referensi bahwa orang yang bercita-cita tinggi akan dicintai oleh Allah SWT, maka itu menguatkan kembali cita-cita saya, sehingga langkah menjadi mantab,” kata .

Menurut dia, kunci sukses dalam sebuah lembaga pendidikan adalah guru dan sistem, memilih guru yang baik serta sistem pembejalaran terbaik. Pada tahun 2006 muridnya hanya 48 siswa, namun saat ini jumlah muridnya sudah mencapai 10 ribu siswa.

"Bahkan tahun 2017 cita-cita saya sudah terwujud, ada yang memberi award sebagai The Most Favorit School in Indonesia, 2018 sebagai sekolah yang sistem pembelajarannya paling baik di Indonesia, bahkan tahun 2019 ponpes Amanatul Ummah mendapat penghargaan sebagai pesantren modern inspiratif nomer satu di Indonesia,” urai . (ris/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO