Begini Langkah Erick Thohir Dukung Petani Tebu di Sidoarjo

Begini Langkah Erick Thohir Dukung Petani Tebu di Sidoarjo Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, saat memberi pemaparan kepada para petani tebu Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Menteri BUMN, , mensinergikan program Makmur dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal itu diungkapkan Staf Khusus III Menteri BUMN, , di hadapan para petani tebu Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (12/3).

"Proses sinergi program yang memiliki makna 'Mari Kita Majukan Usaha Rakyat' dengan KUR ini sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap para petani, khususnya di Jawa Timur (Jatim). Ini dilakukan agar petani semakin sejahtera dengan cara dapat pendanaan, pupuk, kalau gagal panen dikasih asuransi, juga dana pengelolaan lahan, kemudian ada yang beli, ada off-takernya,” ujarnya.

Baca Juga: Komitmen Wujudkan Hilirisasi Dalam Negeri, Antam Borong 30 Ton Emas Batangan Freeport

Arya menyebut, program ini merupakan salah satu upaya yang diberikan pemerintah kepada petani di tanah air untuk meningkatkan produktivitas serta pendapatan dari usaha tani. Program Makmur juga menjadi solusi bagi petani karena program ini ialah ekosistem yang menghubungkan petani dengan segala bentuk kebutuhan pertanian, mulai dari project leader, pihak asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, offtaker, dan pemerintah daerah.

Dengan demikian, program itu mampu menjawab tantangan yang selama ini dihadapi oleh para petani. Adapun keluhan yang sering didapatkan para petani adalah soal ketersediaan pupuk, dan melalui program ini dipastikan kebutuhan pupuk petani akan lebih terjamin, apalagi pupuk yang dimanfaatkan merupakan non-subsidi (komersil).

“Pak Erick meminta perbankan BUMN seperti BRI dan lainnya dipakai sebagai yang menanggulangi pendanaannya, supaya ada perubahan di pertanian kita, dan sudah pasti kita menyarankan tidak pakai pupuk subsidi, karena dari pupuk non-subsidi ini diharapkan hasil produktivitasnya naik 40-60 persen dibandingkan biasanya,” kata Arya.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Smelter Grade Alumina, Erick Thohir Paparkan Dampak soal Impor Alumnium

Keluhan mengenai ketersediaan pupuk pun langsung diungkapkan oleh salah satu perwakilan petani tebu Desa Kebaron, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo. Ia menuturkan, petani tebu sulit mendapatkan pupuk non-subsidi karena ketersediaannya yang kurang dan harganya yang tinggi, sementara pupuk subsidi alokasinya terbatas.

“Melalui program Makmur ini 100 persen dijamin ada pupuknya. Artinya ketersediaan pupuk aman, lalu masalah harga semuanya sama, lalu ini pupuk non subsidi,” ucap Arya menjawab unek-unek dari petani.

Program Makmur telah diluncurkan pada Agustus 2021, program ini telah diikuti oleh 50.054 orang petani dan terlaksana di atas lahan seluas 71.612 hektare sampai akhir 2021. Program itu juga mampu meningkatkan produktivitas komoditas jagung sebesar 34,91 persen dan padi sebesar 33,71 persen, sementara dari sisi penghasilan atau keuntungan petani komoditas jagung naik 48,07 persen dan padi naik 44,92 persen.

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Bangga kepada Timnas yang Juarai Piala ASEAN U-19 Boys’ Championship 2024

Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, masuk ke dalam program Makmur yang dijalankan oleh PT Petrokimia Gresik. Selain itu, anak usaha Pupuk Indonesia ini telah melaksanakan program tersebut di atas lahan seluas 26.257 hektare yang tersebar di Jawa Barat 4.535 hektare, Jawa Tengah dan Yogyakarta 2.070 hektare, Jawa timur 10.593 hektare, Bali Nusa 4.077 hektare, Sumatera 2.738 hektare, Kalimantan 1.723 hektare, dan Kalimantan 521 hektare.

Adapun jumlah petani yang terlibat hingga Februari 2022 sebanyak 13.655 orang, dengan rincian garapan padi seluas 5.770 hektare, jagung 3.976 hektare, tebu 13.775 hektare, kelapa sawit 2.244 hektare, bawang merah 15 hektare, dan hortikultura 477 hektare. (cat/mar) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO