Waspadai Hepatitis Akut, Gubernur Khofifah Imbau Masyarakat Tak Panik, Sigap Lihat Gejalanya

Waspadai Hepatitis Akut, Gubernur Khofifah Imbau Masyarakat Tak Panik, Sigap Lihat Gejalanya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

"Kita juga harus saling jaga dan melihat satu sama lain. Yang dewasa mengawasi anak-anak dan yang muda juga menjaga yang tua. Pokoknya harus bersinergi karena sebelumnya sudah kita buktikan kalau akan lebih mudah melewati masa krisis jika kita saling menjaga bersama-sama," imbuhnya.

Lebih jauh, Khofifah menegaskan bahwa pemerintah akan terus berusaha menangani situasi yang ada. Semua pihak, jelasnya, akan mengambil peran menyelesaikan masalah ini.

"Insya Allah, pemerintah akan meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan yang bisa diakses semua orang. Tapi ini bukan hanya beban yang ada di dinas kesehatan ataupun turunannya, melainkan juga tanggung jawab gubernur serta bupati/wali kota di Jatim serta seluruh elemen masyarakat untuk mencegah akut jenis ini mewabah di Jatim," pesannya.

Khofifah mengajak masyarakat agar tetap tenang dalam menghadapi potensi kritis yang disebabkan akut tersebut.

"Untuk mencegah dan mengendalikan penularan akut yang tidak diketahui penyebabnya di Jawa Timur, saya mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang," tegasnya.

"Selain menjaga prokes dan menerapkan gaya hidup sehat, untuk sementara jangan dulu berenang di kolam renang umum, tidak bermain di playground, serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding, dan benda lain yang sering dipegang orang," imbaunya.

Selanjutnya, Kepala Dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono juga menerangkan bahwa untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, Dinkes Jatim telah melakukan koordinasi dengan kab/kota dan jejaring dinas kesehatan, rumah sakit, serta puskesmas.

"Kami juga membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor. Selain itu, Dinkes Jatim juga terus melakukan promosi kesehatan melalui media KIE agar masyarakat dapat memahami gejala akut tersebut," tuturnya.

Sebagai informasi, per 21 April 2022, tercatat ada 169 kasus akut yang tidak diketahui etiologinya. Kasus-kasus tersebut berasal dari 12 negara yang mayoritas berada di benua Eropa.

Negara-negara tersebut adalah Inggris dengan 114 kasus, Spanyol dengan 13 kasus, Israel dengan 12 kasus, Amerika Serikat dengan 9 kasus, Denmark dengan 6 kasus, dan Irlandia dengan kurang dari 5 kasus.

Sementara Belanda dan Italia masing-masing melaporkan 4 kasus, di mana Perancis dan Norwegia masing-masing 2 kasus. Sedangkan, Romania dan Belgia baru mencatat 1 kasus.

Ke-169 kasus tersebut terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak atau sekitar 10 persen dari total pasien membutuhkan transplantasi hati. (dev/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO