(Andi Jamaro Dulung. Foto: beritamoneter.com)
Guru Besar Fisip Universitas Airlangga (Unair) itu mengungkapkan, ketika itu Yahya tinggal mengerjakan skripsi saja. “Tapi terus ditinggal studi ke Mesir atau ke Arab gitu lho, sehingga tidak sempat selesai,” kata Hotman.
Bagi Hotman, gelar akademik tidak menjamin seuatu, apalagi di era seperti sekarang ini. Yang seharusnya dilihat justru kiprah intelektualnya ketimbang mempermasalahkan gelar. Dan ia menilai Yahya Staquf punya kemampuan mengelola sebuah organisasi besar.
Hotman mengatakan saat ini berderet-deret intelektual bergelar profesor doktor. Yang bergelar guru besar pun berseliweran. Namun banyak yang jejak rekam kiprah intelektualnya belum terlalu memuaskan. “Pengetahuan dan ilmu Yahya Staquf luar biasa, itu yang menurut saya lebih penting dari sekedar gelar,” kata Hotman.
Lalu apa persamaan dan perbedaan lain Cak Imin dengan Yahya Staquf? Cak Imin aktif di PMII. Yaitu organisasi mahasiswa Islam yang dilahirkan NU. Sedang Yahya Staquf aktif di HMI. Yaitu organisasi mahasiswa Islam yang didirikan oleh para tokoh yang bervisi keagamaan Muhammadiyah.
Lafran Pane, salah satu pendiri utama HMI, sejak kecil nyantri di Pesantren Muhammadiyah Sipirok. Kemudian melanjutkan ke HIS Muhammadiyah.
Sementara para pengurus NU - mulai dari tingkat ranting (terbawah) hingga PBNU - memang kader PMII. Karena itu terpilihnya Yahya Staquf sebagai ketua umum PBNU merupakan sejarah luar biasa bagi NU. Apalagi Sekjennya, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), juga kader HMI.
Persamaan dan perbedaan lain Cak Imin dan Gus Yahya adalah sama-sama keturunan kiai besar. Cak Imin punya garis kerurunan dari Rais Aam Syurah PBNU KH Bisri Syansuri. Begitu juga Gus Yahya. Dia keturunan KH Bisri Mustofa, penulis Tafsir Al-Ibriz
Jadi Cak Imin memandang Yahya Staquf biasa saja. Apalagi Cak Imin tahu betul tentang karakter dan kapasitas para kiai NU. Cak Imin sangat paham: siapa saja kiai yang punya pengaruh dan siapa saja yang menjadi panutan. Bagi Cak Imin Yahya bisa jadi bukanlah sosok kiai kharismatik yang memiliki jamaah dan pengikut fanatik. Karena itu Cak Imin yakin bahwa Yahya Staquf tak ada pengaruhnya bagi PKB.
Begitu juga tentang kapasitas keilmuan Yahya Staquf. Cak Imin tahu betul, mengingat dulu sama-sama kuliah di UGM. Lebih-lebih ilmu agamanya.
Dalam pandangan Cak Imin - termasuk tokoh-tokoh NU yang lain - Yahya Staquf tak bisa disejajarkan dengan Kiai Said Aqil Siroj, apalagi Gus Dur. Dan inilah yang kini banyak jadi sorotan para kiai NU.
Diakui atau tidak, alih generasi dan kepemimpinan dari Kiai Said Aqil ke Gus Yahya mengalami penurunan.Baik dalam perspektif keilmuan maupun ketokohan. Termasuk jugadari segi kharisma.
Dan itulah tampaknya yang membuat Cak Imin meremehkan pengaruh Gus Yahya. Karena itu - sekali lagi - tak akan berpengaruh bagi PKB, mau ngomong apa saja tentang PKB.
Itulah keyakinan Cak Imin dalam pernyataan politik kontroversialnya! (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News