Dalam politik nasional PDIP memang cukup berperan dan berpengaruh. Terutama sebagai partai oposisi pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Para politikus PDIP pernah melakukan aksi drama politik dengan cara menangis di depan publik saat Presiden SBY menaikkan harga BBM. Termasuk Puan Maharani.
Bahkan Megawati Soekarnoputri menentang secara terbuka kebijakan Presiden SBY yang memberikan bantuan tunai kepada masyarakat. Dengan mengusap air mata, Mega mengatakan bahwa kebijakan bantuan uang tunai itu sama dengan mendidik rakyat Indonesia bermental peminta.
Saat itu spanduk PDIP bertulisan: Tolak Kenaikan BBM! merata seluruh Indonesia. Tapi ketika Presiden Jokowi yang disebut Mega sebagai petugas partai PDIP menaikkan harga BBM berkali-kali, Mega dan para politikus PDIP mendukung penuh.
(Ganjar Pranowo. Foto: Antara)
Begitu juga pemberian bantuan uang tunai. Kini Menteri Sosial RI Tri Rismaharini yang tak lain Ketua DPP PDIP justru cenderung menghapus bantuan sembako. Risma – panggilan mantan Wali Kota Surabaya – itu justru banyak memberikan bantuan uang tunai.
Padahal banyak masyarakat mengeluh karena bantuan uang tunai itu lekas habis dan tidak dibelikan sembako, sehingga kurang tepat sasaran.
Masinton juga bercerita sukses Puan saat menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). “Jadi Menko, yang membawahi delapan sampai sembilan kementerian tentu itu luar biasa,” kata Masinton.
Nah, menurut Masinton, dengan rekam jajak seperti itu, maka Puan Maharani, bisa sukses mencalonkan diri dan terpilih sebagai Presiden RI pada 2024 nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News