KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Di tengah tren kenaikan harga beberapa komoditas, Kota Kediri justru mengalami deflasi sebesar -0,01%. Angka tersebut lebih rendah dibanding dengan capaian Nasional dan Jawa Timur, bahkan terendah di Jawa Timur.
Lilik Wibawati, Kepala BPS Kota Kediri, menilai deflasi terjadi karena masuknya musim panen bagi komoditas cabai rawit dan bawang merah di beberapa daerah.
Baca Juga: High Level Meeting TPID 2024, Kota Kediri Masuk 10 Daerah dengan Inflasi Terendah se-Indonesia
Dia mengungkapkan, indeks harga konsumen (IHK) nasional mengalami deflasi sebesar -0,21%. Namun berbeda dengan Provinsi Jawa Timur, yang mengalami inflasi sebesar 0,09%.
Lilik menyampaikan beberapa hal yang patut diwaspadai masyarakat Kota Kediri pada bulan September mendatang, antara lain: penyesuaian harga BBM bersubsidi yakni pertalite dan solar.
Selain itu, berdasarkan 192/PMK.010/2021, cukai rokok mengalami kenaikan yang berimbas pada harga rokok setiap bulan selama setahun. BMKG juga memprediksi bulan September Indonesia memasuki musim penghujan, yang mana dapat berimbas pada penurunan pasokan komoditas pangan tertentu.
Baca Juga: Paparkan Capaian Inflasi Oktober 2024, Pemkot Kediri Sebut Daya Beli Masyarakat Menggeliat
“Kita akan terus kolaborasi, salah satunya melalui pemantauan harga bahan-bahan kebutuhan di pasar dan melakukan operasi pasar murni (OPM). Seperti beberapa minggu yang lalu Pemkot Kediri menyediakan 1,6 ton telur dan 6,7 beras medium pada kegiatan operasi pasar murni,” terangnya.
Kegiatan operasi pasar murni tidak hanya melibatkan BPS, namun bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri.
Adapun sepuluh komoditas penyumbang inflasi, antara lain: SMA menyumbangkan inflasi sebesar 0,116%; SD 0,099 %; beras 0,070%; akademi/perguruan tinggi 0,045%; bahan bakar rumah tangga 0,044%; telur ayam ras 0,037%; emas perhiasan 0,031%; ayam goreng 0,020%; ikan lele 0,017%; serta kacang panjang sebesar 0,017%.
Baca Juga: Pemkot Kota Kediri Gelar Rakor Forum Identifikasi Desk Data Daerah
Sedangkan sepuluh komoditas yang menghambat inflasi, antara lain: cabai rawit menyumbangkan deflasi sebesar -0,277%; bawang merah -0,107%; daging ayam ras -0,099%; cabai merah -0,070%; minyak goreng -0,037%; tomat -0,015%; bawang goreng -0,014%; terong -0,012%; semangka -0,011%; dan tarif kereta api sebesar -0,010%.
Sementara Chevy Ning Suyudi, Koordinator TPID Kota Kediri menyampaikan bahwa pada Bulan Agustus terjadi penurunan harga yang sangat tajam pada volatile foods (makanan, minuman, dan tembakau) setelah di Bulan Juli ada kenaikan harga telur dan cabai.
“Di bulan sebelumnya ada kenaikan harga telur dan cabai. Kalau Bulan Agustus sudah memasuki masa panen di beberapa daerah, sehingga harga di pasaran bisa turun,” ujarnya, Selasa (6/9/2022).
Baca Juga: Dari Arahan Kemendagri, Pemkot Kediri Siapkan Langkah Intervensi Pengendalian Inflasi
Pihaknya akan terus berupaya untuk mengendalikan harga komoditas agar tidak melambung. Di antaranya melakukan pengawasan harga sebagaimana arahan Menteri Dalam Negeri, serta mengikuti rakornas sinkronisasi program pengendalian inflasi daerah.
“Nantinya TPID khusus September ini akan melakukan pendampingan dari kejaksaan, kepolisian, dan TNI dikarenakan ada penyesuaian harga BBM yang terjadi secara nasional,” jelas pria yang menjabat Kepala Bappeda Kota Kediri tersebut.
Chevy menambahkan, sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri, Pemkot Kediri akan mengelola dana anggaran bantuan tidak terduga yang dimanfaatkan sebagai anggaran pengendalian inflasi.
Baca Juga: Wujudkan SDI, Bappeda Kota Kediri Gelar Rakor Bersama BPS
“Kita akan mereviu ulang anggaran yang sudah disediakan tahun 2022, terutama untuk bantuan sosial terkait dengan angkutan umum nantinya akan ditindaklanjuti pada high level meeting (HLM) di tingkat Kota Kediri untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh Pemkot Kediri,” pungkasnya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News