Bedah Buku di Sampang, Kiai Asep Cerita Pengalaman Pahit, Gedung dan Ribuan Muridnya Diambil Orang

Bedah Buku di Sampang, Kiai Asep Cerita Pengalaman Pahit, Gedung dan Ribuan Muridnya Diambil Orang DARI KIRI: KH Fauroq Alawy, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, moderator dan M Mas'ud Adnan saat bedah buku di Pondok Pesantren Raudlatul Islamiyah, Robatal, Sampang Madura, Jumat (16/9/2022). Foto: bangsaonline.com.

Tapi kemudian dirampas oleh orang.

“Ya sudah. Saya pasrahkan kepada Allah,” kata yang putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU. Menurut , bukan hanya gedung sekolah itu yang ia berikan, tapi juga muridnya yang jumlahnya sangat banyak itu.

Namun berkat sikap sabar dan pasrah tak lama kemudian mendapat ganti dari Allah SWT. Hanya berselang beberapa bulan bisa mendirikan sekolah baru tak jauh dari gedung yang ia bangun itu.

“Dan muridnya tiga lipat lebih banyak dari jumlah murid yang diambil orang itu,” kata sembari menegaskan bahwa jumlah murid sekolah yang dirampas itu kini tinggal 100-san orang.

bahkan kemudian mendirikan pondok pesantren di Pacet Mojokerto yang santrinya mencapai 12.000 orang lebih. Belum lagi bangunannya yang megah.

“Sekarang luas tanahnya kurang lebih 100 hektar,” tutur yang membuat peserta takjub.

Menurut , saat terjadi kasus pengambilan sekolah dan muridnya itu, ada pengacara yang datang ke kediamannya. Pengacara itu bermaksud membela . Tapi tak tertarik untuk mempertahankan sekolah dan murid yang direbut itu. memilih pasrah kepada Allah SWT.

Kebetulan, tutur , beberapa hari sebelum kasus pengambilan sekolah itu ia menemukan Hadits Qudsi yang intinya menyebutkan: jika milik kalian diambil paksa oleh orang lain tapi kalian tetap sabar, maka Allah akan memberi hidayah dan jalan keluar.

“Saat itu saya mau berangkat ke tanah suci,” tutur .

KH Fauroq Alawy, Pengasuh Pondok Pesantren At-Taroqqi Karongan Madura, mengomentari sikap zuhud itu. Menurut dia, sikap sabar dan pasrah itu cermin sikap seorang ulama sufi.

tidak hanya bersedekah harta tapi juga bersedekah santri,” kata Kiai Fauroq yang didaulat menjadi pembanding atau pembahas dalam acara bedah buku itu.

Sementara M Mas’ud Adnan mengatakan bahwa maqbul atau istijabah doanya kemungkinan bukan karena semata rajin salat malam. Tapi juga karena menjaga kesucian jiwa dan darahnya dari barang subhat dan haram.

“Jangankan barang haram, barang subhat saja, tak berkenan. Karena itu Pak Dahlan Iskan dalam pengantar buku itu menulis bahwa raja doa dan dermawan besar yang menjaga kesucian darahnya,” ungkap Mas’ud Adnan yang mengaku menulis buku tersebut berdasar catatannya selama tiga tahun lebih mengikuti perjalanan .

Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan ini sudah dibedah di berbagai tempat. Antara lain di ITB Stikom Denpasar Bali, Gedung Dewan Pers Jakarta, Pesantren Tahfidz Maros Sulawesi Selatan, Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon Jawa Barat, Pesantren Amanatul Ummah 02 Leuwimunding Majalengka Jawa Barat, Universitas Trunojo Madura (UTM), Pesantren Ibnu Kholdun Al Hasyimi Situbondo,  Pendopo Bupati Bondowoso, Hotel Garuda Pontianak Kalimantan Barat, Kongres III Pergunu di Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, dan tempat lain. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO