"Kami optimistis bisa terlampaui lebih target ini pada akhir 2022 nanti, sehingga semakin banyak petani yang sejahtera melalui program ini," beber Dwi Satriyo.
Adapun peningkatan pendapatan dirasakan petani melalui program ini terbilang tinggi, berkisar antara 15 persen hingga hampir 30 persen setiap musimnya.
Petani tanaman pangan, dari sebelumnya hanya memperoleh pendapatan Rp 25.225.070/hektar, melalui program ini bertambah 26 persen menjadi Rp 31.676.151/hektar.
Begitu juga petani perkebunan, meningkat 28 persen dari Rp 49.552.317/hektar menjadi Rp63.294.354/hektar. Kondisi yang hampir sama juga dialami oleh petani hortikultura.
Di dalam program ini, layanan yang diberikan Petrokimia Gresik untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah:
Pertama, menyediakan mobil uji tanah yang dapat mengidentifikasi kandungan tanah pada lahan pertanian, sehingga pemupukan yang direkomendasikan lebih presisi dengan hasil yang optimal.
"Petrokimia Gresik memiliki 15 unit mobil uji tanah yang tersebar di berbagai daerah di tanah air. Semua petani bisa memanfaatkan layanan ini secara gratis. Petani cukup membawa sampel tanah, dalam hitungan menit sudah mengetahui kandungan tanahnya, lengkap dengan rekomendasi pemupukannya," terang Dwi Satriyo.
Kedua, Petrokimia Gresik juga memberikan kawalan budidaya mulai dari menjamin ketersediaan pupuk dan kawalan pengendalian hama. Dalam program ini Petrokimia Gresik mengedukasi petani untuk menggunakan produk nonsubsidi yang telah terbukti berkualitas dalam meningkatkan produktivitas pertanian, serta pendapatan petani.
"Terbaru Petrokimia Gresik telah memperkenalkan Petro ZA Plus, Phosgreen dan Petroganik Premium sebagai alternatif subtitusi pupuk ZA, SP-36, dan Petroganik yang berdasarkan Permentan Nomor 10 Tahun 2022 tidak lagi masuk ke dalam skema subsidi," katanya.
Ketiga, Petrokimia Gresik juga melengkapi bantuan permodalan melalui program Mangga Makmur, yang merupakan pembiayaan dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Petrokimia Gresik khusus kepada petani peserta Project Agro Solution yang digunakan untuk biaya budidaya dan pembelian pupuk nonsubsidi serta pestisida Petrokimia Gresik.
“Dengan adanya ekosistem pertanian terintegrasi ini, petani bisa lebih fokus dalam melakukan budidaya pertaniannya, karena baik permodalan maupun penjualan hasil panen sudah terjamin,” pungkas Dwi Satriyo. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News